Berita Srag
Alasan Mbah Suwarni di Sragen Tak Menyesal Setelah Hantam Kepala Anaknya dengan Batu Hingga Tewas
Mbah Suwarni (64) asal Sragen tak menyesal setelah memukul kepala anaknya dengan batu hingga tewas.
TRIBUNJATENG.COM - Mbah Suwarni (64) asal Sragen tak menyesal setelah memukul kepala anaknya dengan batu hingga tewas.
Supriyanto (46) anak Mbah Suwarni itupun meregang nyawa setelah dihantam menggunakan batu 5 kg dan cangkul.
Pelaku mengaku ikhlas karena menganggap kepergian korban telah mengurangi beban tetangga.
Baca juga: Tahap Seleksi PPPK Guru Sudah Dimulai, Karanganyar Tahun Ini Buka 548 Formasi, Segera Cek Syaratnya
Baca juga: Angka Covid-19 Naik Lagi di Kota Semarang, Sapras Kesehatan Kembali Jadi Sorotan, Ini Kata Mereka
Baca juga: Link Live Streaming Barcelona vs Almeria, Laga Terakhir Pique dan Momentum Gulingkan Real Madrid
Pembunuhan yang dilakukan Suwarni pada 4 Oktober 2022 menghebohkan warga Dukuh Tlobongan, Desa/Kecamatan Sidoharjo, Sragen.
Saat dihadirkan di Mapolres Sragen pada Jumat (4/11/2022), Suwarni juga mengaku heran kenapa bisa kuat mengangkat batu seberat lebih dari 5 kilogram yang ia pukulkan ke kepala Supriyanto.
Ia juga mengaku kesal karena saat dinasehati, Suwarni malah dimarahi Supriyanto.
"Dikandani malah diunek-unekke (dinasehati malah dikata-katain), ya sakit hati, dikatain apa saja lupa, dimarahin berkali-kali," ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (4/11/2022).
Ia memang sengaja tidak memberi izin Supriyanto untuk masuk ke dalam rumah, setelah putranya itu pisah ranjang dengan istrinya.
Selain itu sang anak memang dikenal suka mencuri dan meresahkan warga sekitar.
"Sudah berbulan-bulan, aku gak boleh masuk di rumah, setelah idul fitri," kata dia.
Dengan menahan tangis, Suwarni mengaku ikhlas atas kepergian anaknya itu.
"Ndak kangen, menyakiti hati orang tua og, sudah ikhlas," ujarnya dan terdengar suaranya nampak bergetar karena menahan tangis.
Sementara itu Kanit 1 Satreskrim Polres Sragen, Ipda Heri Wibowo mengatakan hal itu dilakukan Suwarni juga dengan maksud untuk mengurangi beban tetangga.
"Sudah ikhlas ibunya, karena mengurangi beban tetangga, orang tua merasa malu, ya namanya orang tua tetap menyesal," katanya.
"Kisruh dengan anaknya sudah lama, ibaratnya korban disuruh orang tua tapi tidak dijalankan, bikin malu," imbuhnya.