Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Adik Kandung Bicara Kondisi Perekonomian Satu Keluarga Tewas Diduga Kelaparan di Jakarta

Adik kandung dari salah satu korban sekeluarga tewas di Kalideres Jakarta Barat mengungkap kondisi perekonomian korban.

Editor: rival al manaf
warta kota/istimewa
Penyebab Satu Keluarga Tewas Didalam Rumah di Jakarta Barat Akhirnya Terungkap Berkat Hasil Autopsi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Adik kandung dari salah satu korban sekeluarga tewas di Kalideres Jakarta Barat mengungkap kondisi perekonomian korban.

Pasalnya muncul dugaan satu keluarga tersebut tidak makan dalam waktu yang lama hingga meninggal dunia.

Hal itu diketahui dari hasil otopsi yang menunjukkan tidak ada sisa sari-sari makanan dalam lambung keempat korban yang otot-ototnya sudah mengecil. 

Hingga kini penyebab kematian 4 orang dalam satu keluarga itu juga masih menjadi misteri.

Baca juga: Keanehan Lain Peristiwa 1 Keluarga Tewas Dengan Perut Kosong, Korban Membungkus Kaki dengan Plastik

Baca juga: Aneh, Tak Ditemukan Makanan dalam Rumah Satu Keluarga Tewas di Jakarta Barat, Air Minum pun Tak Ada

Baca juga: Satu Keluarga Ditemukan Mati Kelaparan, Otot Mengecil, Kenapa Tak Keluar Cari Bantuan?

Meski demikian, keluarga itu  dikenal memiliki kemampuan ekonomi yang terbilang cukup semasa hidup.

Hal itu diungkapkan Ris Astuti (64), adik kandung dari Margaretha Gunawan (68), salah satu dari empat korban yang ditemukan tewas.

"(Keadaan ekonominya) biasa-biasa saja, cukup. Enggak ada keluhan dan sebagainya."

:Ya, istilahnya standarlah, umum," kata Ris di Polsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).

Saat ditanya dugaan korban mengalami kelaparan sebelum meninggal dunia, Ris mengaku kurang mempercayainya.

"(Dugaan kelaparan) kecil menurut saya. Tapi enggak tahu juga. Misalnya benar, agak aneh juga, saya juga bingung."

"Misalnya kalau dia lapar, enggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa kontak ke saudara kan," ungkap Ris.

Selama ini, Ris mengaku, korban belum pernah meminta bantuan makanan atau uang untuk membeli makan.

"Sebelumnya enggak pernah minta. Malah dulu suka ngasih dia."

"Waktu di Gunung Sahari (20 tahun lalu) itu suka ngasih dia. Baik itu makanan, baju-baju, kalau kita ultah dikirimin paket," ungkap Ris.

Hal senada juga diungkapkan Handoyo (64), suami Ris.

Ia mengetahui dua orang korban, yakni Margaretha dan suaminya Rudyanto, pernah memiliki penghasilan yang mampu menopang kehidupan sehari-hari.

"Yang saya tahu, ibunya (Margaretha) dulu jualan kue."

"Bapaknya (Rudyanto) bekerja di kantoran. Tapi anaknya (Dian) saya enggak tahu kerjanya apa," ujar Handoyo.

Persoalannya, Ris dan Handoyo sudah lima tahun tidak berkomunikasi dengan Margaretha dan keluarganya.

Apa yang ia ketahui tentang kondisi perekonomian Margaretha itu adalah informasi masa lalu yang mungkin saja bisa berubah.

Oleh sebab itu, ia pun tidak mengetahui secara pasti kondisi perekonomian Margaretha akhir-akhir ini.

Diwawancarai terpisah, tetangga korban bernama Tio (58) juga mengatakan bahwa keluarga Margaretha dan Rudyanto kemungkinan besar bukan keluarga yang kekurangan secara ekonomi.

Sebab, keluarga tersebut memiliki kendaraan roda dua dan roda empat pribadi.

"Tadinya ada mobil Brio kayaknya, ada motor Scoopy. Bapaknya yang suka bawa mobil, ibunya juga bisa bawa motor," kata Tio, di kediamannya, Sabtu.

Meski, belakangan memang mobil dan motor itu tidak terlihat lagi di halaman rumah korban.

"Sekitar Februari ke Maret 2022, saya ada sungkeman, kan Lebaran China. Saya lihat mobil sudah enggak ada, saya pikir mereka pindah (rumah). Belakangan ini dia juga jalan kaki terus," ungkap Tio.

Tio belum bisa memastikan apakah tidak adanya kendaraan pribadi itu akibat dari keterpurukan ekonomi para korban atau karena alasan lainnya.

Tio mengatakan, keluarga itu sangat menutup diri dari lingkungan sekitar sehingga kondisi mereka sulit untuk diketahui tetangga kiri dan kanannya.

Empat korban yang tewas diidentifikasi atas nama Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (58).

Lalu, anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir Budyanto Gunawan (69), ipar dari Rudyanto.

Hasil otopsi menunjukkan tidak ada tanda kekerasan terhadap keempat korban. 

Namun terkait dugaan korban tewas akibat tidak makan dan kelaparan, polisi sebelumnya belum bisa menyimpulkan.

Penyidik masih menunggu pemeriksaan laboratorium yang diperkirakan baru akan keluar dalam waktu sepekan.

Sementara itu, Walikota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko meminta masyarakat jangan terjebak diksi kelaparan dalam kasus ini.

"Kita jangan sampai terjebak oleh diksi tentang kelaparan. Dal

Baca juga: Peringkat 3 dan Sebulan Ikut Apel, Sulastri Anak Petani Gagal Jadi Polisi Digantikan Kerabat Perwira

Baca juga: Kecelakaan Maut Swift Dihantam KA Serayu Jurusan Bandung Purwokerto, 2 Orang Tewas

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 9 Buku Tematik Kelas 6 SD Halaman 68 69 70 71 72 73 Pembelajaran 6 Subtema 1

am rangka untuk mengetahui penyebabnya, bukan hanya dilihat dari sisi sari-sari makanan dan sebagainya."

"Tapi dilihat zat-zat apa saja yang ada di dalam kandungan," kata Yani di tempat kejadian perkara, Sabtu.

"Memang salah satu hasil penyelidikan tidak ditemukan bahan pangan, galon air, kulkas kosong. Tapi bukan berarti yang bersangkutan tidak memiliki pangan. Karena tetangganya jualan dan rumahnya juga kita lihat seperti ini (bagus)," ungkap Yani.

Ia pun meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan polisi terkait penyebab kematian keempat warganya itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kata Adik dan Tetangga soal Perekonomian Keluarga yang Tewas Misterius di Kalideres"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved