Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Citizen Journalism

Di Balik Semangat Penggembira Muktamar Muhammadiyah di Solo

Sejak masuk gerbang tol Weleri KM-384 hingga exit tol Bandara Adi Sumarmo di Solo KM-498, kami melihat banyak rombongan bus penggembira menuju Solo.

Editor: rustam aji
dok. Setpres
PEMBUKAAN MUKTAMAR - Peserta Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah saat pembukaan di Stadion Manahan Solo, Sabtu (19/11/2022) 

Mereka rela mengorbankan pikiran, waktu, tenaga, doa bahkan harta yang cukup besar demi syiar Muhammadiyah. Mereka tidak pernah kenal siapa kandidat Pimpinan Pusat terkuat.

Disinilah saya melihat hebatnya anggota/warga persyarikatan yang hadir sejak 1912 dan tetap eksis sepanjang jaman.

Saya menduga bahwa kekuatan Muhammadiyah berasal dari ketulusan dan semangat warganya dalam menegakkan Rukun Iman serta menunaikan Rukun Islam.

Mereka tidak "itung-itungan" (berhitung untung-rugi) dalam berjamaah, berjamiyyah dan membangun Amal Usaha Muhammadiyah.

Di sepanjang jalan tol Trans-Jawa, sejak masuk gerbang tol Weleri KM-384 hingga exit tol Bandara Adi Sumarmo di Solo KM-498, kami melihat banyak rombongan bus penggembira menuju Solo.

Juga terlihat beberapa kafilah menggunakan minibus sedang istirahat atau mengisi BBM di rest area Ungaran.

Setelah mengunjungi ratusan stand pameran di kawasan Tjolomadoe Heritage (ada 900-an stand), kami menuju Edutorium yang malam ini ada pagelaran musik untuk menghibur para penggembira muktamar. Tetapi kami gagal merapat karena tidak adanya area parkir. Kanan kiri jalan raya sekitar Edutorium penuh bus dan mobil parkir.

Kami lanjutkan perjalanan menuju stadion Manahan yang besok pagi dipakai buat upacara pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48. Semua hotel di Solo dan Solo Baru Sukoharjo penuh. Setidaknya terlihat dari seluruh aplikasi penyedia jasa perhotelan dan akomodasi secara on-line.

Hujan yang mereda kembali turun cukup deras. Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB. Kami berteduh sejenak di teras resto Ikan Bakar Cianjur sambil memarkir mobil di depannya.

Belum habis separo batang Djie-sam-soe sekedar untuk menghangatkan badan, tiba-tiba ada seorang bapak boncengan motor dengan seorang putri ikut berteduh.

"Monggo pak, motore paringke mriki kersane mboten kudanan" (Mari pak, silakan motornya diparkir disini biar tidak kena air hujan), sapa saya.

"Nggih mas, maturnuwun" jawabnya sambil melepas helm. Beliau berdua memakai jaket tanpa jas hujan.

"Nuwunsewu panjenengan saking pundi, badhe tindak pundi" (Maaf bapak darimana dan mau kemana), tanya saya.

"Kulo Zen, niki putu kulo. Asli kulo Ngaren, Ngadirejo, Temanggung" (Saya Zen, ini cucu saya. Berasal dari Ngaren, Ngadirejo, Temanggung), jawab pak Zen mengenalkan diri.

"Mas benjang pembukaan Muktamar wonten pundi" (Mas besok pembukaan muktamar dimana?), tanya pak Zen.
"Upacara pembukaan di stadion Manahan ngajeng mriku" (pembukaan muktamar di stadion Manahan depan itu), jawab saya sambil menunjukkan arah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved