Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tuntutan Susi Semarang ke Perhutani Kendal soal Kematian Suaminya Tertimpa Pohon Tumbang

Susi Handayani (30) kini masih terbaring lemah di klinik Assalamah, dekat rumahnya.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: sujarwo
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
Susi Handayani (30) saat menunjukkan hasil rontgen kepala anaknya yang retak akibat tertimpa pohon Perhutani yang merenggut pula nyawa suaminya, di Kota Semarang, Rabu (23/11/2022). 

"Habis itu tak ke sini lagi, tidak tanya kabar lagi. Apakah mau lepas tangan? Mereka anggap kejadian itu sebagai musibah," jelasnya.

Terpisah,Humas Perhutani Kendal, Maswan, mengatakan, sudah melakukan tanggap sosial terhadap kejadian pohon tumbang yang menimpa pemotor di Palir, Ngaliyan, Kota Semarang.

Tanggap sosial yang dilakukan dengan memberikan santunan sebagai bentuk rasa empati.

Terkait keluarga pengguna jalan yang meninggal menuntut tanggung jawab lebih, Perhutani belum dapat memenuhi namun akan diupayakan andaikata ada kebijakan dari pusat.

"Kami tidak bisa memberikan kepastian tapi kami usahakan, kami sebelumnya sudah tanggap darurat memberi santunan dan identifikasi korban," bebernya saat dihubungi Tribunjateng.com.

Pihaknya mengaku, telah melaporkan kejadian tersebut hingga ke tataran di direksi Perhutani Jakarta.

Meskipun tidak ada ketentuan khusus terkait musibah di kawasan hutan, nantinya penentu kebijakan ada di direksi Perhutani Jakarta.

"Kami yang jelas sudah melakukan upaya step by step," bebernya.

Usia pohon tumbang yang menewaskan Avieq Avendi (31) masih dalam kategori pohon produktif dengan usia  sekira 30 tahun.

Artinya, pohon itu belum masuk masa daur tebang. Pohon yang masuk usia daur  tebang dalam ketentuan Perhutani yakni di usia pohon  40,50, hingga 60 tahun,

Kondisi berbeda ketika pohon itu mati atau lapuk lalu dibiarkan begitu saja berarti ada kelalaian.

Namun, Maswan mengklaim,  pohon itu masih segar dan masuk dalam kategori pohon produktif yang belum masuk masa tebang.

"Terkait adanya musibah (pohon tumbang) Wallahualam siapa yang dapat mengukur ketahan pohon, kami pun tidak ada kegiatan di sana," paparnya.

Begitupun ketika terjadi peristiwa tersebut, Perhutani tidak melakukan kegiatan apapun di lokasi kejadian.

"Ya tumbang karena terkena angin. Kalau penyebab detailnya harus ada uji teknis, pohon itu tumbang apakah karena akar cengkraman berkurang, atau penyebab lainnya," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved