Berita Semarang
Admin Arisan Online yang Dilaporkan ke Polisi Buka Suara, Bongkar Penyebab Program Arisan Macet
YPM, Admin arisan online yang dilaporkan polisi oleh membernya karena disebut merugikan miliaran rupiah di Semarang buka suara.
Disebutkan ada anggota keluarga yang meninggal karena tertekan dengan ancaman yang muncul dalam penagihan yang dilakukan member tersebut.
"Pihak Pelapor juga menggugat secara Perdata para member Japi di Pengadilan Negeri Semarang dengan Nomor Perkara 480/Pdt.G/2022/PN Smg, dan saat ini sedang dalam proses persidangan," jelas Rofiullah.
Ada 18 member yang digugat termasuk dua orang yang disebut tidak memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan setelah menang arisan.
Disebutkan ada total 30 member dalam arisan tersebut, jadi ada 12 member yang tidak digugat karena tetap berpegang pada kesepakatan awal arisan. Mediasi sudah dilakukan dua kali dan pihak penggugat dihadiri oleh kuasa hukum.
"Perbuatan para tergugat yang telah menikmati arisan dan atau telah mendapatkan arisan tidak lagi membayar kewajiban arisan adalah perbuatan Wanprestasi dan atau ingkar janji karena melanggar kesepakatan yang telah dibuat bersama secara lisan dengan asas saling percaya," kata Rofiullah.
"Untuk yang tergugat urutan 3 sampai 18 digugat karena perbuatan melawan hukum," imbuhnya.
Berbagai bukti juga di siapkan pihak YPM mulai dari bukti transaksi, hingga perhitungan dari Kantor Jasa Akuntansi (KJA) berupa Laporan praktisi jasa prosedur yang disepakati bernomor : No. 01/KJAESH/AUP/XI/2022 dan No. 02/KJAESH/AUP/XI/2022.
"Kami menggugat dengan bukti kuat. Para Member-member ini juga sudah menerima keuntungan yang lumayan dan nilai Rp 13 M itu dilebih-lebihkan, sebenarnya tidak sampai sefantastis itu nilanya," tegas Ahmad.
"Dan total perhitungan KJA yang dibawa lari (dua member tergugat) Rp 7,5 M," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, belasan emak-emak di Semarang melaporkan pengelola arisan online berinisial YK ke polisi. Mereka menuding pengelola arisan itu tidak melaksanakan kewajiban sehingga peserta rugi hingga miliaran rupiah. (*)