Berita Kecelakaan

Bus Wisata dari Semarang yang Masuk Jurang Sempat Mogok Beberapa Kali dan Nyundul Mobil di Depannya

Ternyata sebelum nyemplung ke jurang, bus yang mengangkut rombongan wisata dari Semarang sempat beberapa kali mogok

Editor: muslimah
Tribun Jateng/Budi Susanto
Enam peti berisi jenazah korban kecelakaan maut Magetan ditata di halaman rumah duka yang ada di Kelurahan Manyaran Semarang Barat, Senin (5/12/2022) dini hari. Enam jenazah tersebut langsung dimakamkan di pemakaman sekitar Manyaran usai dilakukan prosesi sholat jenazah. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ternyata sebelum nyemplung ke jurang, bus pariwisata yang mengangkut rombongan wisata dari Semarang sempat beberapa kali mogok.

Terungkap pula kalau sopirnya merupakan pengganti.

Akibat bus terjun ke jurang, tujuh orang meninggal dunia.

Sementara korban yang selamat masih trauma.

Baca juga: Penumpang Selamat Ungkap Detik-Detik Menegangkan Kecelakaan Maut Bus Rombongan Semarang di Magetan

Baca juga: Kronologi Penembakan Brigadir J Menurut Bripka Ricky Rizal, Hakim: Ceritamu Ga Masuk Akal Semua

Salah satu penumpang selamat bus pariwisata asal Semarang yang terjun ke jurang di Sarangan, Magetan, Jawa Timur, menceritakan detik-detik sebelum bus itu mengalami insiden maut.

Bambang Suparman menceritakan memiliki perasaan buruk lantaran bus yang ditumpangi bersama istri dan keponakannya sempat mogok beberapa kali saat menuju Sarangan.

“Kondisi bus bagus bodinya, tapi enggak tahu aslinya. Soalnya posisi pas berangkat naik ke Telaga Sarangan berhenti beberapa kali,” terang Bambang di rumahnya di RT 5/RW5 Manyaran, Semarang, Senin (5/12/2022).

Ia mengaku tak tahu pasti sebab bus berhenti, ia memperkirakan hal itu dilakukan untuk mendinginkan mesin.

Sopir yang membawa busnya juga bukan sopir asli yang direncanakan mengantar rombongannya.

Ia juga mengungkapkan, bus yang ditumpanginya sempat sedikit menyundul mobil Panther dan mengindikasikan kondisi bus tidak baik-baik saja.

Para penumpang sudah mulai menunjukkan kepanikan.

Kemudian di jalan turunan dengan posisi tikungan arah kiri, supir nekat menyalip bus depannya.

Akan tetapi, setelah menyalip, bus yang dinaikinya tidak langsung disetir ke kiri mengikuti tikungan dan justru menerobos pembatas di kanan jalan dan terjun ke jurang lantaran rem diduga blong.

“Jelas panik, pada gembor teriak-teriak, soalnya udah tahu posisi mau nyemplung itu,” bebernya sebelum terjun ke jurang setinggi 30 meter.

Bambang mengaku sadar diri sampai bus nyungsep di jurang.

Ia memeluk tempat duduk di depannya untuk berlindung.

Kemudian sekitar 45 korban selamat saling bantu menyelamatkan diri dari kecelakaan maut itu.

“Saya duduk di depan, baris ketiga sebelah kiri, yang meninggal itu sebelah kanan sebelah depan dan tengah,” ungkapnya.

Sebelum tiba ke tujuan wisata RT, nasib buruk malah menimpa warga yang hendak berlibur.

Mereka yang mengalami luka dilarikan ke rumah sakit terdekat.

“Saya dan istri saya ketimbun kursi. Terus saya bongkar, tapi kaki kanan (istri) enggak bisa digerakkan hanya kiri, sekarang istri saya di RS,” tuturnya.

Didampingi keponakannya yang juga korban selamat, Ragil, yang masih duduk di bangku kelas 5 SD, keduanya mengaku trauma dengan kejadian itu.

Namun keduanya nampak tegar dan mampu menceritakan peristiwa itu dengan detail tanpa menunjukkan rasa takut.

Kaki kiri Bambang lecet dan pinggulnya nyeri. Sedangkan Ragil dahi kirinya terluka karena benturan.

“Jelas trauma, kalau saya udah tiga kali kejadian seperti ini, dulu naik kol tabrakan sampai kendaraan terbelah jadi dua, saya penumpang, waktu pertama di Purwodadi, kedua di Magelang, sama ketiga ini,” katanya. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved