Bus Wisata Kecelakaan
Kecelakaan Bus Masuk Jurang Magetan: Sugeng Mimpi Lihat Rumah Anaknya Dipasangi Tenda
Kecelakaan bus masuk jurang Magetan telah menyisakan kesedihan bagi korban dan keluarganya.
Pelayat masih tampak berdatangan. Adik kandung Kabul, Maryati mengatakan, ada tujuh orang anggota keluarganya yang ikut berwisata.
Lima lainnya selamat. Adik ipar dan kakak iparnya saat ini masih dirawat di rumah sakit.
"Anak-anak Alhamdulillah selamat. Hanya lebam dan badan pegal," jelasnya.
Maryati menceritakan, semasa hidup, sehari-hari Kabul berprofesi sebagai tukang becak sementara Sumiyati adalah ibu rumah tangga.
Kadang-kadang, Sumiyati juga membantu bersih-bersih rumah seorang dokter di wilayah itu.
Sementara jenazah korban kecelakaan langsung dimakamkan pada Senin dini hari sekitar pukul 01.00.
Jenazah tiba di Kantor Kelurahan Manyaran sekitar pukul 23.00. Setelah doa bersama, jenazah lalu diantar ke rumah duka.
Setelah disalatkan, jezanah langsung dimakamkan.
Tampak Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu takziah ke rumah duka.
Menurutnya, semua proses pemakaman korban kecelakaan itu difaslitasi Pemkot Semarang, Mbak Ita, sapaannya menerangkan, selain korban meninggal 23 warga menyaran mengalami luka ringan dan tiga lainnya luka berat.
Sebanyak 13 korban sudah mendapat perawatan medis di RSUD KRMT Wongso Negoro. Sisanya juga akan menjalani peratawan di tempat yang sama.
"Pengobatan korban luka-luka akan dibiayai Jasa Raharja dengan plafon maksimal Rp 20 juta. Jika kurang, Dinkes Kota Semarang akan menambah melalui BPJS atau UHC," jelas Ita.
Ita menerangkan, ahli waris korban meninggal juga dapat santunan sebesar Rp 50 juta dari Jasa Raharja.
Terkait trauma yang dialami anak-anak dalam insiden bus masuk jurang tersebut, Ita mengatakan, pihaknya mendatangkan psikolog yang akan melakukan trauma healing. "Pastinya anak-anak mengalami trauma, hal itu harus ditangani.
Karena pemulihan psikologis lebih sulit dibandingkan pemulihan luka fisik," ucap dia.