Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bus Wisata Kecelakaan

Kecelakaan Bus Masuk Jurang Magetan: Sugeng Mimpi Lihat Rumah Anaknya Dipasangi Tenda

Kecelakaan bus masuk jurang Magetan telah menyisakan kesedihan bagi korban dan keluarganya.

Tribun Jateng/Budi Susanto
Enam peti berisi jenazah korban kecelakaan maut Magetan ditata di halaman rumah duka yang ada di Kelurahan Manyaran Semarang Barat, Senin (5/12/2022) dini hari. Enam jenazah tersebut langsung dimakamkan di pemakaman sekitar Manyaran usai dilakukan prosesi sholat jenazah. 

Pelayat masih tampak berdatangan. Adik kandung Kabul, Maryati mengatakan, ada tujuh orang anggota keluarganya yang ikut berwisata.

Lima lainnya selamat. Adik ipar dan kakak iparnya saat ini masih dirawat di rumah sakit.

"Anak-anak Alhamdulillah selamat. Hanya lebam dan badan pegal," jelasnya.

Maryati menceritakan, semasa hidup, sehari-hari Kabul berprofesi sebagai tukang becak sementara Sumiyati adalah ibu rumah tangga.

Kadang-kadang, Sumiyati juga membantu bersih-bersih rumah seorang dokter di wilayah itu.

Sementara jenazah korban kecelakaan langsung dimakamkan pada Senin dini hari sekitar pukul 01.00.

Jenazah tiba di Kantor Kelurahan Manyaran sekitar pukul 23.00. Setelah doa bersama, jenazah lalu diantar ke rumah duka.

Setelah disalatkan, jezanah langsung dimakamkan.

Tampak Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu takziah ke rumah duka.

Menurutnya, semua proses pemakaman korban kecelakaan itu difaslitasi Pemkot Semarang, Mbak Ita, sapaannya menerangkan, selain korban meninggal 23 warga menyaran mengalami luka ringan dan tiga lainnya luka berat.

Sebanyak 13 korban sudah mendapat perawatan medis di RSUD KRMT Wongso Negoro. Sisanya juga akan menjalani peratawan di tempat yang sama.

"Pengobatan korban luka-luka akan dibiayai Jasa Raharja dengan plafon maksimal Rp 20 juta. Jika kurang, Dinkes Kota Semarang akan menambah melalui BPJS atau UHC," jelas Ita.

Ita menerangkan, ahli waris korban meninggal juga dapat santunan sebesar Rp 50 juta dari Jasa Raharja.

Terkait trauma yang dialami anak-anak dalam insiden bus masuk jurang tersebut, Ita mengatakan, pihaknya mendatangkan psikolog yang akan melakukan trauma healing. "Pastinya anak-anak mengalami trauma, hal itu harus ditangani.

Karena pemulihan psikologis lebih sulit dibandingkan pemulihan luka fisik," ucap dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved