Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bus Wisata Kecelakaan

Kecelakaan Bus Masuk Jurang Magetan: Sugeng Mimpi Lihat Rumah Anaknya Dipasangi Tenda

Kecelakaan bus masuk jurang Magetan telah menyisakan kesedihan bagi korban dan keluarganya.

Tribun Jateng/Budi Susanto
Enam peti berisi jenazah korban kecelakaan maut Magetan ditata di halaman rumah duka yang ada di Kelurahan Manyaran Semarang Barat, Senin (5/12/2022) dini hari. Enam jenazah tersebut langsung dimakamkan di pemakaman sekitar Manyaran usai dilakukan prosesi sholat jenazah. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Kecelakaan bus masuk jurang Magetan telah menyisakan kesedihan bagi korban dan keluarganya.

Seperti dialami Petrus Ignatius Sugeng sama sekali tidak menyangka, mimpinya beberapa waktu lalu jadi kenyataan.

Sugeng merupakan ayahanda Witri Suci Raharti sekaligus mertua dari Sutarjo. Witri dan Sutarjo meninggal dunia dalam kecelakaan bus di Jalan Raya Sarangan - Tawangmangu, Plaosan, Magetan, Jawa Timur.

Ditemui di rumah rumah duka, Sugeng mengatakan, sekitar seminggu lalu, ia mimpi melihat warga beramai-ramai memasang tenda di rumah Witri.

Baca juga: Cerita Yoga Warga Manyaran Semarang yang Selamat dari Bus Terjun ke Jurang di Magetan

Sebenarnya, ia ingin memberitahu anaknya agar tidak bepergian dalam sebulan ini. Namun belum sempat ia memberitahukan hal itu, nasib berkata lain.

Anaknya meninggal dunia dalam kecelakaan dan mimpinya jadi kenyataan, warta beramai-ramai pasang tenda di depan rumah Witri.

Witri dan Sutarjo merupakan warga RT 5 RW 2 Kelurahan Manyaran, Semarang Barat. Rem bus yang mereka tumpangi blong hingga akhirnya terjun ke jurang.

Selain Witri dan Sutarjo, kedua anak mereka, Restu dan Tata ikut berwisata. Kedua anak pasangan itu selamat.

Sugeng menambahkan, setelah tahu anak dan menantunya itu meninggal dunia, ia mengaku Witri hadir di mimpinya.

Menurutnya, dalam mimpi itu Witri memintanya untuk merawat cucu. Menurut Sugeng, pasangan Witri dan Sutarjo punya tiga anak. Anak pertama bekerja sebagai perawat di rumah sakit, anak kedua buka usaha bengkel, sementara anak ketiga masih duduk di bangku kelas 6 SD.

"Saya dalam keadaan setengah sadar. Witri seolah melayang dan bilang ke saya agar ngopeni putu," ujar dia, Senin (5/12)

Totalnya ada tujuh korban jiwa dalam kecelakaan, Minggu (4/12) kemarin.

Selain Witri dan Sutarjo, korban meninggal dunia lainnya adalah Kabul, Wachid, Sukini, Sumiati, dan Mochammad Barliyan.

Nama terakhir merupakan pengemudi Bus PO Semeru H 1470 AG.

Di sisi lain, korban bus masuk jurang di magetan ini terlihat di rumah pasangan Sumiyati dan Kabul juga masih diselimuti suasan haru, Senin kemarin.

Pelayat masih tampak berdatangan. Adik kandung Kabul, Maryati mengatakan, ada tujuh orang anggota keluarganya yang ikut berwisata.

Lima lainnya selamat. Adik ipar dan kakak iparnya saat ini masih dirawat di rumah sakit.

"Anak-anak Alhamdulillah selamat. Hanya lebam dan badan pegal," jelasnya.

Maryati menceritakan, semasa hidup, sehari-hari Kabul berprofesi sebagai tukang becak sementara Sumiyati adalah ibu rumah tangga.

Kadang-kadang, Sumiyati juga membantu bersih-bersih rumah seorang dokter di wilayah itu.

Sementara jenazah korban kecelakaan langsung dimakamkan pada Senin dini hari sekitar pukul 01.00.

Jenazah tiba di Kantor Kelurahan Manyaran sekitar pukul 23.00. Setelah doa bersama, jenazah lalu diantar ke rumah duka.

Setelah disalatkan, jezanah langsung dimakamkan.

Tampak Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu takziah ke rumah duka.

Menurutnya, semua proses pemakaman korban kecelakaan itu difaslitasi Pemkot Semarang, Mbak Ita, sapaannya menerangkan, selain korban meninggal 23 warga menyaran mengalami luka ringan dan tiga lainnya luka berat.

Sebanyak 13 korban sudah mendapat perawatan medis di RSUD KRMT Wongso Negoro. Sisanya juga akan menjalani peratawan di tempat yang sama.

"Pengobatan korban luka-luka akan dibiayai Jasa Raharja dengan plafon maksimal Rp 20 juta. Jika kurang, Dinkes Kota Semarang akan menambah melalui BPJS atau UHC," jelas Ita.

Ita menerangkan, ahli waris korban meninggal juga dapat santunan sebesar Rp 50 juta dari Jasa Raharja.

Terkait trauma yang dialami anak-anak dalam insiden bus masuk jurang tersebut, Ita mengatakan, pihaknya mendatangkan psikolog yang akan melakukan trauma healing. "Pastinya anak-anak mengalami trauma, hal itu harus ditangani.

Karena pemulihan psikologis lebih sulit dibandingkan pemulihan luka fisik," ucap dia.

Secara keseluruhan, Jasa Raharja menyalurkan santunan sebesar Rp 350 juta. Secara simbolis, penyerahan santunan dilakukan di Balai Kota Semarang, Senin kemarin.

Santunan diserahkan oleh Direktur Operasional PT Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana bersama Ita.

Pada kesempatan itu, Dewi Aryani menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya pada para keluarga korban. Ia menjelaskan, Jasa Raharja memberi santunan sebesar Rp 50 juta kepada masing-masing ahli waris.

Selain itu untuk korban luka, pihaknya memberikan jaminan pengobatan maksimal Rp 20 juta untuk setiap korban.

"Santunan sudah diserahkan kurang dari 24 jam, untuk yang luka - luka sudah dirujuk ke Semarang seluruhnya. Kami memberikan jaminan pengobatan maksimal 20 juta untuk setiap korban Kecelakaan bus masuk jurang Magetan ini," ujarnya. (fiq/bud/wan)

Baca juga: Upah Minimum 2023 Ditetapkan, Ini Daftar UMP di Seluruh Indonesia, Papua Barat Naik Rp 82 Ribu

Baca juga: PHRI Kota Tegal Optimis Nataru Tahun Ini Untung Banyak, Berharap Tidak Ada Isu Covid-19 dan PPKM

Baca juga: Ferdy Sambo Bicara Soal Perempuan yang Disebut Bharada E Keluar Rumah Nangis, Bantah Motif Selingkuh

Baca juga: Tim Futsal PAC Sumilir A Juara Liga Futsal PC Kalimanah LDII Purbalingga 2022

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved