Berita Semarang
Mario Iroth Mampir Semarang, Bikers Penjelajah Dunia, Kisahkan 874 Hari Lintasi 79 Negara
Sembari menikmati suasana di Kawasan Kota Lama Semarang, dia berbincang dengan beberapa komunitas motor yang kebetulan menyambut kedatangan Mario.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mario Iroth, penjelajah dunia menggunakan sepeda motor mampir ke Kota Semarang.
Meski demikian, dia tak menunggangi motor kesayangan yaitu Honda CRF1100L Africa Twin yang diberi nama Rumba.
Pasalnya, kendaraan adventure itu tengah dikirim dari Alaska seusai Mario menempuh perjalanan melintasi Argentina menuju Alaska.
Saat ditemui Tribunjateng.com, Minggu (11/12/2022), Mario menunggangi kuda besi berkutik mesin 150 cc berkelir merah.
Baca juga: AHM Lakukan Penyegaran Desain Honda Supra X 125
Dia juga menyempatkan berkeliling ke kawasan Kota Lama Semarang dan berisitirahat di Polder Tawang Semarang.
Patung besar yang ada di tengah polder menarik perhatian peturing lintas negara itu.
"Itu patung seperti tak asing sosoknya."
"Betulkan Presiden Pertama Republik Indonesia," tanya Mario ke Tribunjateng.com, Minggu (11/12/2022).
Sembari menikmati suasana di Kawasan Kota Lama Semarang, dia berbincang dengan beberapa komunitas motor yang kebetulan menyambut kedatangan Mario di Kota Semarang.
Seusai mendinginkan mesin tunggangannya, Mario mengajak riding menuju Lereng Gunung Merbabu yang ada di wilayah Kabupaten Semarang.
Kepadatan lalu lintas Kota Semarang hingga lokasi tujuan dia lintasi dengan tenang.
Baca juga: Honda Supra X 125 Hadir dengan Desain Terbaru, Segini Harganya di Jawa Tengah
Meski kondisi jalan tak mulus, namun kecepatan berkendara Mario tetap stabil.
Bahkan dia tak terlalu mengejar kecepatan dan terlihat santai menikmati perjalanan.
Perjalanan tersebut memakan waktu sekira 1 jam.
Sebuah restoran yang menawarkan pemandangan pegunungan menjadi lokasi tujuan perjalanan tersebut.
Di restoran berlantai dua itu, Mario menyempatkan diri menikmati kopi dan menikmati keindahan panorama alam.
Sembari melihat pemandangan, Mario bercerita banyak tentang perjalanannya melintasi beberapa negara ke Tribunjateng.com.
Dia berujar, 79 negara telah dia lintasi dan finish di Prudhoe Bay.
Di sana ia juga mengibarkan bendera Merah Putih di Dead Horse Alaska.
Perjalanan berkeliling dunia itu Mario tempat dalam waktu 874 hari atau sekira 2,5 tahun.
Dari berbagai pengalamannya, dia menceritakan sempat terkejut saat sampai di Argentina.
Di sana dia menemukan Honda Supra 100 seperti yang digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
Baca juga: Astra Motor Jateng-Osram Gelar Jambore Nasional, Semarang Digeruduk Ratusan Pecinta Honda Supra
"Supra keluaran awal 2000, atau di Indonesia sering disebut Supra Bapak," terangnya.
Tak hanya di Argentina, Mario juga menemukan pengguna Supra di Meksiko.
Dia mengatakan, banyak pengguna Honda Supra di luar negeri dengan bentuk kendaraan yang mirip di Indonesia.
Tak hanya itu, Mario menceritakan tips untuk para biker yang ingin menjelajahi dunia.
Dimana yang perlu dipersiapkan adalah dokumen seperti SIM internasional, pasport, hingga carnet atau pasport kendaraan.
"Pengurusan carnet bisa dilakukan melalui IMI secara online."
"Jadi tidak perlu repot-repot datang ke IMI pusat," jelasnya.
Selain dokumen, dia mengatakan para penjelajah wajib melakukan menajemen keuangan hingga memperbanyak koneksi di negara yang akan dituju.
Hal tersebut akan sangat membantu jika berkunjung ke suatu negara menggunakan motor.
Baca juga: Wadahi Kreatifitas Penyandang Disabilitas, Pemkot Semarang Gelar Festival Kreatif Inklusif
Mario juga mengatakan, dalam perjalanannya ia selalu berkomunikasi dengan para bikers di negara yang akan dituju.
"Setiap negara saya punya teman dan sampai sekarang masih berhubungan baik," katanya.
Meski telah menjelajah 79 negara, Mario tak ingin berhenti, ia masih ingin berkunjung ke Uzbekistan dan sekitarnya.
Hal itu lantaran ia belum pernah berkunjung ke negara-negara tersebut.
Setelah berbincang cukup lama, Mario kembali melanjutkannya perjalanannya untuk menjelajah Indonesia.
Ia pun kembali mengendarai kuda besi berkelir merah dan meninggalkan kawasan Lereng Gunung Merbabu. (*)
Baca juga: Peringatan Hari Disabilitas di Banyumas, Bupati Achmad Husein: Mereka Punya Hak Bergembira Bersama
Baca juga: Proyek Pembangunan RPHU Blora Molor, Rekanan Didenda Rp 3,4 Juta Per Hari
Baca juga: Kirab Bendera Merah Putih Sepanjang 1.001 Meter di Kudus, Libatkan 2.000 Pelajar, Begini Ceritanya
Baca juga: Partai Nasdem Kudus Menuju Pileg 2024, Superiyanto: Gencarkan Penjaringan Kader Berkompeten