Berita Semarang
Alasan Triyono Ikut Transmigrasi ke Kalimantan Tengah, Ingin Ubah Masa Depan Keluarganya
Wajah sumringah tampak terlihat ketika Tribunjateng.com menemui Triyono (44).
Penulis: Muhammad Fajar Syafiq Aufa | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wajah sumringah tampak terlihat ketika Tribunjateng.com menemui Triyono (44) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Balai Latihan Kerja 2 Semarang, Rabu (21/12/2022).
Pasalnya warga Kabupaten Grobogan tersebut, bersama delapan anggota kepala keluarga lainya, akan diberangkatkan ke Kalimantan Tengah. Mereka ikuti program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah.
Dengan transmigrasi, kata bapak empat anak tersebut, dapat mengubah masa depan keluarganya.
Kendati harus bersusah payah diawal, karena harus mengolah lahan sebanyak dua hektare, yang katanya diberikan oleh pemerintah.
Dirinya tertarik ikut program transmigrasi ke Desa Kanie, Kecamatan Belantikan Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Lantaran persaingan di Pulau Jawa semakin ketat.
Dirinya yang sebelumnya berprofesi sebagai penjual mi tek-tek di Kabupaten Grobogan itu mengaku, penghasilan di Jawa cukup untuk makan sehari-hari.
Sedangkan, kata Triyono, prospek perkembangan masa depan untuk anak kurang menjanjikan.
"Kalau di transmigrasi, istilahnya kan bisa pertanian atau apa, memang untuk sementara ini, perjuangannya kan harus (menunggu) empat tahun atau lima tahun," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (21/12/2022).
"Memang sulit, tapi lama kelamaan kalau sudah dijalani, bisa adaptasi disana (masa depan) anak-anak bisa lebih cerah," imbuhnya.
Lebih dalam, Triyono, mengungkapkan bila saat berada disana ia akan menjadi petani kopi robusta. Pasalnya program yang diberikan pemerintah Kabupaten Lamando pertanian tersebut.
"Kalau potensi disana, harapan kita cuman sawit, cuman disana itu di programkan dari Kabupaten Lamado itu kopi robusta," jelasnya.
Tak hanya itu, kata dia, dalam masa bimbingan pemerintah, semua keperluan para transmigrasi ini disediakan oleh pemerintah.
"Sebetulnya tidak dijanjikan, cuman istilahnya, kayak anggaran 2022 itu, semua kebutuhan hidup itu dipenuhi. Rumah dikasih, lahan dikasih dua hektare per KK," ungkapnya.
Sebelum diberangkatkan, para calon warga transmigrasi ini juga telah mendapatkan pelatihan kerja, selama empat hari di Balai Latihan Kerja, tiap daerah masing - masing.
"Pelatihanya untuk laki-laki pertukangan, pengrajin rotan, sama pertanian,"
"Kalau yang ibu rumah tangga, bikin tempe, susu kedelai, kripik pisang dan kue," tutupnya. (*)