Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Bayi Lahir Tanpa Tempurung Kepala di Ponorogo, Begini Kata Dokter

Seorang bayi lahir tanpa tempurung kepala dan mengalami kelainan pada bagian bibir pada hari Rabu (28/12/2022) kemarin.

Editor: raka f pujangga
Tribun Jogja/Istimewa
Ilustrasi Dokter Gigi (freepik) 

TRIBUNJATENG.COM, PONOROGO - Seorang bayi lahir tanpa tempurung kepala dan mengalami kelainan bagian bibir pada hari Rabu (28/12/2022) kemarin.

Kasus tersebut terjadi pada bayi di Ponorogo, Jawa Timur.

Dokter spesialis anak RSUD dr. Hardjono Ponorogo, Kautsar Pratusdia Eko Binuko menyebutkan, kurangnya asupan asam folat dan zat besi menjadi penyebab terjadinya kasus kelahiran bayi tanpa tempurung kepala.

Selain asupan, faktor ibu kandung yang terinfeksi saat masa kehamilan juga menunjang terjadinya kelahiran bayi tanpa tempurung kepala.

Baca juga: Inovasi Layanan Publik Dukcapil Kudus: Bayi Lahir Langsung Dapat Akta

“Kasus ini terjadi lantaran saat ibu mengandung mungkin kekurangan asam folat, zat besi hingga menyebabkan anemia. Selain itu ibunya mungkin selama hamil mengalami infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella dan Citomegalovirus),” kata Kautsar, Kamis (29/12/2022).

Kautsar menyatakan, biasanya infeksi TORCH tersebut menyerang ibu hamil pada usia 8 hari sampai akhir minggu ke-7 usia kehamilan.

Menurut Kautsar, kurangnya asam folat, zat besi dan terserang infeksi TORCH mengakibatkan gagalnya pembentukan tempurung kepala.

Ia mengatakan kasus kelahiran bayi tanpa tempurung kepala disebut dengan istilah anensefali.

Kejadian itu sangat langka dan angkanya kurang dari 15.000 kasus pertahun.

“Otak itu dibentuk di usia delapan hari sampai akhir minggu ke-7 kehamilan. Jadi ketika ada gangguan di masa itu sangat mungkin bayi terlahir anensefali,” ungkap Kautsar.

Baca juga: Polisi Masih Buru Pelaku Pembuangan Bayi Perempuan di Desa Tanjungkarang Kudus

Dia mengungkapkan, dalam kasus itu tidak hanya tempurung otak saja yang tidak terbentuk tapi banyak bagian otak lainnya.

“Pada bayi yang mengalami anensefali, seringkali otaknya kekurangan sebagian atau seluruh serebrum, yaitu area otak yang bertanggung jawab untuk berpikir, melihat, mendengar, menyentuh, dan bergerak termasuk mengatur pola napas dan denyut jantung,” jelas Kautsar.

Ia mengatakan, ketika perkembangan otak sudah mengganggu sistem napas dan denyut jantung maka bisa terjadi henti napas dan henti jantung. 

Terkait tindakan operasi yang dapat dilakukan bagi bayi dengan kondisi tanpa tempurung kepala, Kautsar mengatakan, operasi akan berisiko tinggi bagi bayi.

Baca juga: Pembunuhan Keji Ibu dan Bayi Ini Dilakukan 2 Remaja, Rekayasa Kematian Seperti Korban Perkosaan

Diberitakan sebelumnya, Maya Mujayani (21) tak menyangka anak pertamanya lahir tanpa tempurung kepala dan mengalami kelainan bagian bibir.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved