Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Hakam Sebut Penangan Stunting di Wilayah Pesisir Semarang Butuh Peran Lintas Sektoral

Kondisi pesisir Semarang dinilai memperparah kondisi stunting. Maka dari itu,  Penangan Stunting di wilayah pesisir butuh kerja sama

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
Iwan Arifianto
Para anak di pesisir Semarang bermain di tengah banjir rob yang terjadi di depan rumah mereka. Kondisi tersebut dinilai memperparah kondisi mereka yang stunting di Kota Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kondisi pesisir Semarang dinilai memperparah kondisi stunting. Maka dari itu,  Penangan Stunting di wilayah pesisir butuh kerja sama semua lintas sektoral. 

Keadaan anak stunting di pesisir kota Semarang dapat dilihat di kawasan perkampungan nelayan Tambak Lorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara.

Perempuan Tambak Lorok, Nur Hidayah (40) menjelaskan, banjir rob kian memperparah kondisi anaknya yang berusia 4 tahun alami stunting. 

Menurutnya, kesehatan anaknya kian memprihatinkan sebab rentan terkena diare dan masuk angin.

Apalagi hampir setiap hari depan rumahnya terendam  banjir rob. 

"Tadi malam saja air rob sampai masuk ke dalam rumah. Kami terpaksa tidur di atas kursi. Kondisi itulah yang kian memperburuk kesehatan," paparnya kepada Tribun.

Ia sebagai single parents harus menghidupi tiga orang anaknya di tengah penghasilan tak menentu.

Pekerjaannya hanya sebagai buruh mengelupas kerang, sehari mentok penghasilan Rp20 ribu per hari.

Kerjanya libur ketika tangkapan nelayan libur seperti kondisi seperti sekarang yang mana cuaca pesisir tak bersahabat.

Seringkali kebutuhan sehari-harinya dibantu oleh kerabat yang kondisinya juga serba terbatas.

"Anak paling besar laki-laki tapi putus sekolah, lulus SMP tidak melanjutkan. Dua anak lainnya masih 5 tahun dan 4 tahun, keduanya stunting tapi hanya satu saja yang bisa dimasukkan untuk mendapatkan bantuan karena syaratnya seperti itu, satu rumah satu anak," bebernya.

Perempuan pengidap kanker payudara itu menyebut, nutrisi dua balitanya mengandalkan bantuan susu dari pemerintah.

Ia tak membayangkan semisal tidak mendapatkan bantuan tersebut.

"Full bantuan susu dari pemerintah kalau tidak ya tidak bisa beli susu," ungkapnya.

Supriyono (40) warga Tambak Lorok, menyebut, kondisi rob diakuinya memang berpengaruh terhadap  kesehatan anaknya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved