Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kenaikan Harga Bensin Picu Inflasi Tahunan Jateng 2022

BPS Jateng catat tingkat inflasi di Jawa Tengah tahun 2022 mencapai 5,63 persen Yoy.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Tangkap layar - Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jawa Tengah Arjuliwondo saat rilis data BPS Jateng secara virtual, Senin (2/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat tingkat inflasi di Jawa Tengah tahun 2022 mencapai 5,63 persen year on year (Yoy). Angka itu tercatat lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional yang sebesar 5,51 persen.

"Angka (5,63 persen) ini mendekati 6 persen. Alhamdulillah, Jateng belum mencapai angka itu," kata Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jawa Tengah Arjuliwondo saat rilis data BPS Jateng secara virtual, Senin (2/1/2023).

Di sisi itu, dari data BPS Jateng, tercatat komoditas paling dominan terhadap inflasi Jawa Tengah selama tahun 2022 yang mecapai 5,63 persen adalah bensin.

Dalam hal ini, bensin memberikan andil sebesar 1,49 persen. Kemudian, disusul beras dengan andil sebesar 0,34 persen; rokok kretek filter sebesar 0,24 persen, telur ayam ras 0,14 persen, dan mobil 0,14 persen; serta beberapa komoditas lain.

"Inflasi tahun 2022 penyumbang utamanya adalah tentu saja bensin, di mana bulam September, pemerintah menaikkan (harga) BBM dan kita maklumi bersama. Mungkin ini adalah salah satu pemicu inflasi kalender kita secara Yoy yang bulan Desember ini mencapai 5,63 persen. Kemudian harga beras mengalami kenaikan; rokok kretek filter memang hampir tiap tahun mengalami kenaikan, dan telur ayam ras kita tidak bisa prediksi karena hampir fluktuatif," terang Arjuliwondo.

Inflasi Desember 2022

Sementara itu, inflasi Jawa Tengah bulan Desember 2022 tercatat sebesar 0,47 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 113,34.

Dari enam kota IHK di Jawa Tengah, semua kota mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,61 persen diikuti Kota Cilacap sebesar 0,59 persen; Kota Purwokerto sebesar 0,49 persen; Kota Surakarta sebesar 0,46 persen; Kota Semarang sebesar 0,45 persen; dan inflasi terendah terjadi di Kota Kudus sebesar 0,40 persen.

Adapun disebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,52 persen.

Disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,78 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,16 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,06 persen; kelompok transportasi sebesar 0,02 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, penyebab utama inflasi Desember 2022 adalah kenaikan harga beras, telur ayam ras, emas perhiasan, minyak goreng, dan daging ayam ras.

Penahan utama inflasi adalah penurunan harga angkutan udara, bayam, jeruk, kangkung, dan kacang panjang.

"Kita lihat komoditas dengan andil (inflasi) tertinggi yaitu beras (dengan andil sebesar) 0,1331 persen; telur ayam ras 0,0694 persen; emas perhiasan 0,0376 persen; minyak goreng 0,0359 persen; dan daging ayam ras 0,0346 persen.

Sementara komoditas yang menekan inflasi adalah angkutan udara -0,0304 persen; bayam -0,0207 persen; jeruk juga menyumbang deflasi -0,0087 persen walaupun tipis, serta kangkung dan kacang panjang ini Kalau kita lihat tanaman sayuran menyumbang deflasi bulan Desember (2022)," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved