Banjir Semarang
Pengendalian Banjir Jadi Proyek Monumental Pemkot Semarang pada 2023
Pengendalian banjir bakal jadi proyek monumental di ibu kota Jawa Tengah. Bencana banjir di Kota Semarang saat ini tidak hanya terjadi
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengendalian banjir bakal jadi proyek monumental di ibu kota Jawa Tengah. Bencana banjir di Kota Semarang saat ini tidak hanya terjadi di wilayah Semarang bagian bawah namun juga merambah hingga Semarang atas. Pada 31 Desember lalu, banjir menerjang wilayah timur meliputi beberapa kelurahan di Kecamatan Pedurungan, Genuk, dan Semarang Timur.
Kemudian, tanggul Sungai Plumbon jebol mengakibatkan banjir bandang menerjang wilayah barat Kota Semarang yakni Kecamatan Tugu dan Ngaliyan.
Berselang satu pekan setelah kejadian tersebut, banjir menerjang Kota Semarang khusunya wilayah selatan. Tanggul Sungai Pengkol atau DAS Plumbon di wilayah Meteseh jebol mengakibatkan banjir bandang di Perumahan Dinar Indah dan Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Semarang 2023 sebesar Rp 5,2 triliun.
Sebesar 30 persen digunakan untuk belanja pegawai. Sisanya, untuk berbagai program mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor lain.
"Pemberdayaan, pendidikan, kesehatan infrastruktur pasti sesuai porsinya.
Yang harus dilakukan ya pasti penanganan banjir. Pak Menteri sudah memberikan instruksi, jadi kami harus melakukan pergeseran beberapa anggaran untuk pembebasan lahan," papar Ita, sapaannya, Kamis (12/1/2023).
Sehingga, sambung dia, penggendalian banjir akan menjadi proyek monumental pada 2023 mendatang. Pemerintah Kota Semarang akan melakukan pembebasan lahan untuk mendukung normalisasi Sungai Plumbon dan peninggian Jembatan Sungai Beringin.
"Proyek monumentalnya ya Plumbon. Ada proyek normalisasi Sungai Plumbon seperti durian runtuh. Tapi, kami harus mitati mana-mana anggaran yang harus digeser untuk pembebasan lahan, dihitung sekitar Rp 200 miliar," sebutnya.
Selanjutnya, pengendalian banjir di wilayah timur dengan penambahan pompa Sringin dan Tenggang juga menjadi proyek monumental di Kota Semarang meskipun penambahannya dilakukan Kementerian PUPR.
"Begitu pompa Sringin dan Tenggang gede ya sudah monumental," ujarnya.
Terkait drainase di wilayah perkotaan dan permukiman, menurut Ita, sudah bagus. Hal itu juga sudah dibahas saat refleksi akhir tahun bahwa drainase di Kota Semarang sudah cukup baik.
Hanya saja, perilaku masyarakat masih perlu dibenahi. Hal itu menyusul masih ditemukannya tumpukan sampah di beberapa drainase hingga menimbulkan banjir di Kota Lunpia.
"Saya lihat infrastruktur sudah bagus, cuma sampahnya ini. Perilaku masyarakat harus diubah. Bagaimana kita melakukan edukasi ke masyarakat," terangnya.
Adapun pembenahan infrastruktur jalan rusak akibat banjir, Ita telah meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk segera menambal lubang-lubang di jalanan. (eyf)
Baca juga: 396 Pejabat Administratif Dilantik Jadi Pejabat Fungsional, Ini Pesan Pj Bupati Batang Lani
Baca juga: Harga Kedelai Turun, Omzet Perajin Tahu di Kudus Naik 6 Persen
Baca juga: Selundupkan Berlian Lewat Anus Saat Tiba di Bali, WNA Asal India Ditangkap Petugas Bea dan Cukai
Baca juga: Bawaslu Kabupaten Pekalongan Buka Pendaftaran Panwaslu Tingkat Desa, Berikut Persyaratannya
Kisah Warga Semarang Kini Gunakan Perahu untuk Transportasi, Motor, TV, Kulkas Tergenang Banjir |
![]() |
---|
Wali Kota Agustina Ungkap Penyebab Banjir di Wilayah Timur, Penanganan Jadi Program 100 Hari Kerja |
![]() |
---|
Kembali Hujan, Dewan Minta Pompa Disiagakan Antisipasi Banjir Lagi di Tlogosari Kulon Semarang |
![]() |
---|
Tanggul Sungai Plumbon Jebol 3 Kali Dalam Sepekan Februari, Dewan Desak Segera Dinormalisasi |
![]() |
---|
BPBD Kota Semarang Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Kudu Genuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.