Berita Semarang
Jeritan Rudianto Pengayuh Becak yang Makin Tergerus Zaman, Untuk Beli Sarapan Menunggu hingga Sore
Gang Baru yang ada di Kawasan Pecinan Kota Semarang, jadi saksi hidup Rudianto (60) mengais rezeki
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
Di sekitar tempat Rudianto menunggu, tertata beberapa becak.
Kondisi alat transportasi kayuh itu tak lagi segar.
Becak-becak tersebut juga ditinggalkan oleh pengayuhnya.
Melihat kondisi tersebut, Rudianto berharap cemas.
Pasalnya beberapa rekannya juga tak lagi mengayuh becak.
"Sebenarnya para pengayuh becak ingin diperhatikan, tapi hanya didatangi oleh pejabat saat akan ada coblosan atau Pilkada," katanya.
Layaknya telur diujung tanduk, Rudianto hanya bisa bertahan.
Ia juga tak mau mengantungkan nasibnya ke anak-anaknya.
Baginya, berjuang untuk hidup jadi moto kakek yang telah memiliki tiga cucu itu.
"Sepi atau ramai saya akan tetap bertahan, dari muda saya sudah mengayuh becak. Yang penting berusaha dulu, kalau hasil bukan manusia yang menentukan," tambahnya. (*)
| Dari Rp15 Juta ke Rp20 Juta: Henry Susanto, Juara Anturium Jemani di Kontes Tanaman Hias Semarang |
|
|---|
| Wali Kota Semarang: Pameran Tanaman Hias Semarang Hidupkan Ekonomi Kreatif |
|
|---|
| KICC 7th Hadirkan 96 Penampilan, Antusiasme Penonton ikut Melonjak |
|
|---|
| Lolos Dramatis, SMPN 42 Jadi Harapan Kota Semarang di Semifinal Kejuaraan Bulutangkis Antar SMP |
|
|---|
| Kisah Ryan Sopir Truk Terjebak Macet di Rel Kaligawe Tertabrak Kereta Api, Kini Dituntut Rp106Juta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Rudianto-menunggu-penumpang-di023.jpg)