Berita Tegal

Perhatian Pemkot Tegal Terhadap Penyandang Disabilitas, Fasilitasi Pelatihan dan Carikan Pekerjaan

Pemkot Tegal saat ini sudah memiliki Perda Kota Tegal Nomor 10 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan.

PEMKOT TEGAL
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono (dua dari kiri) saat menghadiri Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Hotel JS Luwansa Jakarta, Rabu (18/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Pemkot Tegal berencana memfasilitasi para penyandang disabilitas dalam pelatihan kompetensi kerja dan mencarikan perusahaan tempat kerja. 

Hal itu disampaikan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono seusai menghadiri kegiatan yang diselenggarakan Apeksi di Hotel JS Luwansa Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Kegiatan tersebut bertema Kick Off Meeting Pengarusutamaan Pusat Ketenagakerjaan Inklusif.

Pj Sekda Kota Tegal, dr Sri Primawati Indraswari mengatakan, Pemkot Tegal saat ini sudah memiliki Perda Kota Tegal Nomor 10 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan. 

Baca juga: FPSMI Bersama Perpusnas RI Beri Penghargaan Kepada Penggerak Literasi di Pantura Tegal

Meski begitu, pihaknya memiliki beberapa rencana tindaklanjut dari kegiatan Apeksi itu.

Seperti berkoordinasi dengan Dinsos untuk melakukan identifikasi penyandang disabilitas sesuai kompetensi. 

Termasuk berkoordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk mengidentifikasi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja yang berakibat cacat tubuh.

"Kami juga akan melakukan identifikasi perusahaan yang jenis pekerjaannya memungkinkan dilakukan oleh penyandang disabilitas."

"Sehingga dapat dilakukan fasilitasi rekrutmen," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (19/1/2023). 

Baca juga: Karyawan JJ Spa dan Reflexologi Tegal yang Gelapkan Rp 1,5 Miliar Dituntut Penjara 1 Tahun 6 Bulan

Sementara, Ketua Dewan Pengurus Apeksi, Bima Arya mengatakan, kepala daerah sedang menghadapi retorika yang berisi Indonesia 2030 dan Indonesia Emas 2045.

Dia mengatakan, tidak mungkin Indonesia menjadi ekonomi 5 besar dunia, kalau tidak saling melibatkan dan memaksimalkan bonus demografi. 

Oleh karena itu, usia produktif harus diperhatikan untuk menuju Indonesia Emas.

Ia menilai, saat ini yang harus diperhatikan adalah membangun ekosistem untuk pemberdayaan semua komponen, terutama bagi inklusif. 

"Ini momentum untuk membangun ekosistem, bagaiman GIZ membangun kota inklusif." 

"Dimana yang termajinalkan kaum difabelitas dapat bermanfaat." 

"Sehingga mampu mendorong roda ekonomi di daerah."

"Jadi teman-teman difabelitas menjadi aktor kemajuan ekonomi," ungkapnya. (*)

Baca juga: Tidak Ada Hujan Tetapi Rumah Warga Desa Ngrapah Semarang Kebanjiran, Air Sungai Klegung Meluap

Baca juga: Masih Ada 72 SD di Blora Belum Terapkan Kurikulum Merdeka, Dalihnya Terlambat Mendaftar

Baca juga: Tata Ruang Kota Semarang Masih Bermasalah, Pilus: Banyak Pengembang Menyengsarakan Penghuninya

Baca juga: Berapa Banyak RTLH Dipugar Tahun Ini di Pekalongan? Tahun Lalu Ada 482 Unit

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved