Puisi
Puisi Manusia Utama Sutan Takdir Alisjahbana
Puisi Manusia Utama Sutan Takdir Alisjahbana: Manusia Utama Beta selalu menggemari pemandangan lantang: di
Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
Puisi Manusia Utama Sutan Takdir Alisjahbana
TRIBUNJATENG.COM - Puisi Manusia Utama Sutan Takdir Alisjahbana:
Manusia Utama
Beta selalu menggemari pemandangan lantang: di
pinggir laut yang luas, di puncak gunung yang tinggi.
Dan sekarang beta berdiri di tengah padang yojana:
sejauh mata memandang ruang lapang, diatas mem-
bentang gelanggang awan terbang.
Disini dada kurasa limpah ruah, darah mengalir
berbusa-busa, tenaga mekar tiada berhambat.
Tuhan menjadikan manusia penguasa seluruh buana:
matanya tembus menerus segala adangan, telinganya
menangkap segala getaran, langkahnya melewati segala
watas dan tangannya menjingkau ke balik angkasa.
Dan hanyalah ketakutannya sendiri yang menjadikan
makhluk itu ulat papa tiada berdaya.
Beribu tali dibelitkannya sekeliling badannya, se-
hingga akhirnya ia tiada dapat bergerak lagi.
Picik matanya akan rahasia alam dan takutnya akan
mati disucikannya menjadi agama. Malasnya berpikir
dan menyelidiki dinamakannya percaya.
Takutnya bertanggung jawab disembunyikannya di
balik nasib. Ngerinya berjalan sendiri dipalutnya dengan
keluhuran sepuhan adat.
Dan akhirnya tertutuplah sekalian kemungkinan alam
yang luas baginya dalam kepompong gelap yang di-
jalinnya sendiri …….
Sedangkan bagi kepompong ulat, makhluk yang lata
itu, alam menjanjikan kemuliaan dan kemegahan, telah
sepatutnya bagi kepompong manusia, makhluk utama
yang lengkap berakal dan berbekal itu, hanya teruntuk
kehinaan dan kemelaratan.
Sebagai hukuman akan kealpaannya terhadap pen-
jelmaan kebesaran dan kekuasaan Tuhan dalam dirinya.
(*)
puisi manusia utama sutan takdir alisjahbana
manusia utama sutan takdir alisjahbana
Sutan Takdir Alisjahbana
tribunjateng.com
10 Puisi Kemerdekaan Karya Penyair Indonesia, Cocok untuk 17 Agustus dan Perayaan HUT Ke-80 RI |
![]() |
---|
Puisi Sapardi Djoko Damono: Hujan Bulan Juni |
![]() |
---|
Puisi Sapardi Djoko Damono: Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari |
![]() |
---|
5 Puisi Hari Ibu 22 Desember 2024, Karya Joko Pinurbo, Wiji Thukul hingga Sapardi Djoko Damono |
![]() |
---|
Puisi Adegan Film: Burung Gereja Karya Bernard Batubara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.