guru berkarya
Meningkatkan Minat Matematika dengan Model Pembelajaran Kontekstual
Matematika merupakan pelajaran yang sering dianggap sulit oleh peserta didik SD. Sejalan dengan pola pikir yang menganggap Matematika sulit
Oleh: Kardinah, S.Pd., Guru SDN 04 Tegalsari, Kab. Pemalang
Matematika adalah pelajaran yang ada di semua jenjang pendidikan. Namun Matematika merupakan pelajaran yang sering dianggap sulit oleh peserta didik SD. Sejalan dengan pola pikir yang menganggap Matematika sulit, akhirnya siswa menjadi malas dan tidak menyukai Matematika. Matematika sering dijadikan momok menakutkan oleh sebagian siswa. Terlebih lagi siswa menemukan hitungan-hitungan dengan nominal terlalu besar maupun nominal terlalu kecil. Siswa menemukan rumus-rumus yang tidak dapat diselesaikan dengan satu kali penyelesaian. Matematika juga terkadang dijadikan alasan siswa tidak mau berangkat sekolah karena menganggap akan berhadapan dengan hal-hal yang sulit, sukar, dan masalah di kehidupan mereka. Siswa SDN 04 Tegalsari juga mengalami kendala dalam memahami alur penyelesaian sebuah soal cerita.
Padahal jika siswa menyukai Pembelajaran Matematika, maka siswa tidak akan merasa bosan, siswa tidak merasa malas, dan siswa tidak merasa takut untuk mempelajari Matematika. Bahkan siswa akan cenderung haus untuk setiap hari mengerjakan soal Matematika, hitung-hitungan, rumus-rumus, grafik-grafik, dan tabel-tabel yang ada di dalam Pelajaran Matematika. Siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti materi Matematika yang disampaikan oleh guru. Siswa akan lebih semangat, antusias, termotivasi, tertantang, dan tertarik untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan dalam operasi hitung Matematika. Oleh karena itulah, guru sebagai salah satu fasilitator penyambung lidah, penyampai informasi, supaya peserta didik mau, ingin, dan menyukai Matematika. Karena guru adalah jendela ilmu bagi siswanya. Guru adalah daya tarik bagi siswanya. Guru adalah idola bagi siswanya. Selain itu keberhasilan sebuah pembelajaran juga ditentukan oleh banyak faktor, Antara lain; siswa sebagai objek, guru sebagai subjek, media sebagai sarana, metode sebagai cara, model sebagai jalan keluar, dan lingkungan sebagai tempat awal, proses, dan hasil pembelajaran.
Dari permasalahan itu, maka Model Pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu jurus jitu bapak ibu guru untuk meningkatkan minat siswa terhadap Matematika. Karena didalam pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching And Learning / CTL ) mengaitkan proses pembelajaran dengan dunia nyata berhubungan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan peserta didik. Karena kehidupan peserta didik adalah lingkungan nyata, fakta, yang ada di sekitar mereka. Lingkungan nyata, fakta berupa benda dan hal-hal konkret yang sering dijumpai, dilihat, dan bersinggungan langsung dalam kehidupan siswa. Lingkungan berupa biotik maupun abiotik. Bukan hal abstrak hanya melalui teori-teori lisan tidak berkaitan di kehidupan nyata. Menurut Elaine B. Johnson ( Riwayat, 2008 ) CTL ( Contextual Teaching And Learning ) juga merupakan sebuah system yang merangsang otak untuk menyusun pola mewujudkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dari kehidupan sehari-hari. Serta Menurut Komalasari ( 2017, hlmn 7) bahwa pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun warga negara, dengan tujuan menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya.
Kesimpulannya adalah bahwa keberhasilan dalam pembelajaran bukan hanya berasal dari siswa saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan model yang tepat juga berkontribusi besar. Karena peserta didik cenderung menyukai pelajaran dengan penyambung lidah yang menstimulasi, merangsang otak siswa untuk mau, ingin, dan menyukai Matematika. Guru yang menggunakan metode maupun model yang menarik dan tepat dapat meningkatkan rasa keingintahuan tentang banyak hal, termasuk hitung-hitungan, table-tabel, grafik-grafik, dan rumus-rumus.
tribunjateng.com
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.