Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Inilah Alasan Samsul Beri Mas Kawin Linggis untuk Istrinya: Ingin Pernikahan Kami Kokoh

Mas kawin berupa linggis yang diberikan Samsul Mukmin (46) terhadap Sumiati (45), saat menikah di KUA Tongas, Probolinggo, Jumat (3/2/2023) menjadi vi

Editor: m nur huda
Istimewa
Samsul Mukmin (46) menunjukan mas kawin sebatang linggis terhadap Sumiati (45), saat menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jumat (3/2/2023). 

TRIBUNJATENG.COM - Mas kawin berupa linggis yang diberikan Samsul Mukmin (46) terhadap Sumiati (45), saat menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jumat (3/2/2023) menjadi viral di media sosial.

Linggis adalah alat yang terbuat dari batang logam.

Kedua ujung linggis biasanya memipih dengan salah satunya melengkung. Terdapat pula linggis yang melengkung di kedua ujungnya dengan sela-sela berbentuk huruf "V" yang sering digunakan untuk mencabut paku.

Pernikahan yang berlangsung sederhana tersebut dinyatakan sah dan berlangsung penuh khidmat. Mereka berdua diantar kerabat ke KUA. Meski terbilang unik, pemberian mas kawin linggis tidaklah asal. Samsul memiliki maksud kenapa memilih linggis sebagai mas kawin.

"Saya ingin pernikahan kami kuat dan kokoh, seperti linggis. Kami sama-sama sudah pernah menikah. Dan ingin bersama sampai tua, sampai meninggal dunia," tukas Samsul, Sabtu (4/2/2023).

Tak hanya linggis, Samsul juga menyerahkan mas kawin uang tunai senilai Rp 100.000.

Dilansir dari Surya Malang, kini terungkap ada makna mendalam dari mas kawin yang diberikan Samsul Mukmin tersebut.

Mukmin bercerita, meski nyeleneh, keputusan memberikan mahar linggis kepada sang istri bukanlah asal-asalan. 

"Sebatang linggis adalah simbol kekokohan. Linggis tak mudah dibengkokkan. Dibenturkan berkali-kali juga tak hancur. Jadi, saya ingin rumah tangga kami tetap kokoh dalam situasi apapun layaknya sebatang linggis ini," kata Mukmin.

Sebelumnya dari pihak Sumiati menyatakan tak meminta mahar yang muluk-muluk dan sesuai keinginannya kepada Mukmin. 

Dia menyerahkan sepenuhnya bentuk mahar kepada Mukmin. Pokoknya, semampunya Mukmin. 

Mukmin menyebut, mahar yang diberikan tersebut merupakan hasil dari keringatnya sendiri. 

Sehari-hari, Mukmin bekerja sebagai penjual kerupuk dagangan si bos.

Upah yang dia terima dalam sehari Rp 50-70 ribu. 

Samsul Mukmin dan Sumiati tengah menunjukkan mahar sebatang linggis, Sabtu (4/2/2023).
Samsul Mukmin dan Sumiati tengah menunjukkan mahar sebatang linggis, Sabtu (4/2/2023). (SURYAMALANG.COM/Danendra Kusuma)

"Sebagian upah saya kumpulkan untuk mahar, sebagian lagi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Saya membeli sebatang linggis kondisi baru di sebuah toko bangunan. Harganya Rp 50 ribu," sebutnya. 

Sementara, Sumiati mengungkapkan, ketika Mukmin memberikan mahar sebatang linggis dan uang Rp 100 ribu, tidak ada keraguan baginya untuk menerima mahar itu. 

Sumiati juga bersyukur dengan mahar yang diberikan kepadanya. 

"Tanpa panjang lebar saya terima pinangan dan mahar yang diberikan oleh suami. Sebab, dari awal saya memang tak neko-neko meminta mahar. Saya bersyukur dengan apa yang diberikan," ungkapnya. 

Sumiati menyatakan, mahar sebatang linggis itu akan dipajang di dinding ruang tamu rumah. 

Linggis tersebut akan diletakkan di titik yang mudah terlihat agar dia dan suami selalu ingat dengan filosofinya. 

"Sebatang linggis itu akan menjadi kenangan untuk saya dan suami. Saya dan suami akan berupaya mewujudkan arti yang ada dalam sebatang linggis itu, yakni rumah tangga yang kokoh," terangnya. 

Di sisi lain, Sumiati menyatakan perkenalan dirinya dengan suami berlangsung sejak 5 tahun lalu. 

Saat itu, status Sumiati menjanda karena suami pertama meninggal dunia.

Begitu pula Mukmin. Dia menduda usai istrinya meninggal dunia. 

Perkenalan Sumiati dengan Mukmin terjadi karena peran dua temannya, bekennya dicomblangin.

Mulanya, Sumiati dan Mukmin tak ada gairah untuk membuka lembaran baru dengan orang lain. 

Mereka lebih fokus bekerja demi sang buah hati.

Sumiati mempunyai seorang anak. Sedangkan, Mukmin memilik dua orang anak. 

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Sumiati dan Mukmin bertemu. 

Ketika awal bertemu, Mukmin sempat minder karena merasa tak memiliki apa-apa. 

Hanya rumah sederhana dan motor butut Honda Astrea keluaran tahun 2000 yang dia punyai.

Pekerjannya juga sebagai penjual kerupuk. 

"Saya memberikan pengertian kepadanya, bahwa saya tak mementingkan harta. Rejeki sudah diatur oleh Allah. Tak mungkin tertukar. Rejeki bisa didapat kalau berusaha," urainya.

Tiga bulan akhir ini, keduanya semakin dekat.

Sumiati dan Mukmin sudah bisa memahami satu sama lain. 

"Karena usia kami tak lagi muda, tentu kami tidak berpacaran. Kami hanya taarufan. Biar hubungan ini mengalir saja. Hingga pada akhirnya, saya dan suami menikah pada Jumat, kemarin. Acara pernikahan digelar sederhana," katanya. (*)

 

 

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul FAKTA di Balik Mas Kawin Sebatang Linggis dalam Pernikahan di Probolinggo, Suami Sempat Minder

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved