Berita Pati
Kisah Kekeramatan Bukit Lewung di Balik Peristiwa Tersesatnya Mobil HR-V di Hutan Tambakromo Pati
TribunMuria.com mendatangi lokasi tersesatnya sebuah mobil HR-V di area hutan.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: sujarwo
TRIBUNMURIA.COM, PATI - TribunMuria.com mendatangi lokasi tersesatnya sebuah mobil HR-V di area hutan dan kebun Desa Wukirsari, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Minggu (12/2/2023).
Untuk diketahui, sebuah mobil Honda HR-V berwarna putih bernomor polisi H-8630-TL secara janggal tersesat di area hutan desa tersebut pada Sabtu (11/2/2023) dini hari.
Berdasarkan data dari Kasi Humas Polresta Pati, AKP Pujiati, identitas pengemudi ialah Sigit Yudha Pradana, warga Perumahan Sekar Asri Blok A-17, RT 5 RW 5, Desa Sekargadung, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Pasuruan.
Dia menaiki mobil seorang diri, tanpa penumpang.
Berdasarkan keterangan sejumlah warga yang membantu proses evakuasi, Sigit adalah seorang anggota kepolisian yang bertugas di Polres Pasuruan.
Lokasi tempat tersesatnya mobil berjarak sekira dua kilometer sebelah barat daya Kantor Desa Wukirsari.
Untuk mencapai lokasi tersebut, orang harus melalui jalan tanah sejauh kurang lebih 1,5 kilometer. Jalan tersebut terjal, naik-turun, dan berbatu-batu. Tepat berada di tepi jurang yang merupakan lereng Bukit Lewung.
Pada hari-hari di mana curah hujan tinggi seperti saat ini, jalan tersebut becek dan tampak "mustahil" untuk dilalui mobil SUV dengan ban standar.
Bahkan, dalam proses evakuasi, mobil Hardtop 4x4 pun kesulitan mencapai lokasi dan harus menggunakan alat bantu winch (kerekan untuk menarik beban secara horizontal).
Jalan tanah tersebut merupakan jalur yang digunakan warga setempat menuju kebun jagung dan hutan jati.
Selain itu juga merupakan jalur pendakian menuju Bukit Lewung (dikenal juga dengan sebutan Gunung Liwung), sebuah situs yang dianggap angker dan keramat oleh warga setempat.

Berjalan tanpa alas kaki, wartawan TribunMuria.com harus menapaki medan jalan yang berganti-ganti dari jalan berbatu-batu ke jalan berlumpur sedalam betis.
Sejumlah petani tampak berjalan sambil menggendong tebon jagung (batang dan daun jagung). Ada pula sejumlah ibu bercaping yang membawa ember berisi bekal makanan dan minuman untuk berkebun.
Kawasan tersebut memang merupakan hutan sosial tempat warga bercocok-tanam jagung.
"Saya kemarin ke sini sekitar pukul 06.00 pagi, tau-tau mobil itu sudah di sini. Aneh juga. Sepeda motor saja tidak berani turun sampai sini, kok ada kendaraan roda empat tiba-tiba di sini," kata Sugiyarni, warga setempat yang mengelola kebun jagung dekat lokasi mobil tersesat.
Menurut Sugiyarni, malam hari saat mobil itu tersesat, di wilayah itu sedang terjadi hujan lebat. Otomatis jalanan becek. Namun, ia mengaku tidak melihat ada bekas roda mobil.
"Mobilnya juga bersih, nggak mbletok (terkena noda lumpur). Makanya saya heran. Belum pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya," ucap dia.
Warga lain, Muntarni, juga mengaku heran karena tidak ada bekas lindasan roda di tanah yang becek ketika ia melihat mobil HR-V putih itu di dekat ladang dan hutan jati.
"Mobilnya bersih, nggak kotor," ucap dia.
Menurut Muntarni, jalur tempat mobil itu melintas memang biasa dilalui truk engkel untuk memuat jagung hasil panen. Namun, truk hanya datang saat musim kemarau, saat cuaca panas dan kondisi tanah kering dan keras.
"Kalau musim hujan seperti ini tidak ada truk ke sini," tutur dia.
Terkait ketiadaan bekas roda di tanah dan noda lumpur di bodi mobil, secara rasional mungkin bisa diperkirakan bahwa bekas tersebut terhapus oleh hujan.
Namun, bagi Totok Sudiarto, dalam kondisi tanah kering pun, sebetulnya nyaris mustahil mobil dengan ban standar bisa sampai ke titik tersesatnya HR-V putih yang dikemudikan Sigit.
Totok adalah pemilik Bengkel Off-Road Dewi Sakti yang membantu proses evakuasi mobil.
Menurutnya, dia yang menaiki mobil off-road saja kepayahan saat menuju ke lokasi.
"Ceritanya kemarin saya dimintai tolong untuk menggeret mobil yang tersesat di hutan. Di tanjakan pertama saja saya nge-winch dua kali. Aneh sekali, secara logika, mobil HR-V yang notabene bukan 4x4, pakai ban standar pula, kok bia sampai sana. Nggak masuk akal, kan," kata Totok saat ditemui di bengkel miliknya yang berada di Kompleks Pasar Tambakromo.
Di tengah jalan juga ada bebatuan yang harus ia singkirkan. Sedangkan mobil HR-V bisa melewatinya tanpa sedikit pun ada kerusakan di bumper.

Dalam video viral yang beredar, seolah bumper mobil dalam keadaan rusak. Padahal bumper itu sengaja ia copot agar mudah untuk mendereknya sampai jalan raya.
"Mobil itu di bawah keadaannya bersih. Ban-nya juga tidak ada gumpalan lumpur," kata dia.
Totok yang keheranan sempat bertanya pada Sigit, si pengemudi, tentang kronologi bagaimana ia bisa mengemudi sampai hutan.
Sigit mengaku dari Tayu, Pati, hendak menuju ke Pasuruan. Ia mencari jalan alternatif menuju Tol Sragen dengan bantuan Google Maps untuk menghindari jalur Juwana yang macet.
"Dia bilang ngikutin Google Maps. Saat masuk jalan tanah di tengah hutan, dia merasa seperti sedang melintas di jalan raya biasa. Begitu sampai jalan buntu (dekat hutan jati dan ladang jagung), dia juga memutar balik mobil dengan gampang. Begitu mobil berbalik arah dan di depan ada jalan tanah yang becek dan menanjak, barulah dia kaget dan sadar sudah tersesat," tutur dia.
Menurut Totok, setelah sadar tersesat dan tidak mungkin kembali ke jalan raya tanpa bantuan derek, Sigit akhirnya diam menunggu di tengah hutan sampai pagi. Aki mobilnya sampai tekor kehabisan daya karena lampu mobil dibiarkan menyala sampai pagi. Mengingat kondisi hutan yang gelap-gulita.
Menjelang pagi, Sigit berupaya berjalan kaki ke permukiman warga untuk meminta bantuan. Namun karena medan jalan yang ekstrem, ia justru terpeleset sampai kakinya terluka dan harus dibopong saat warga menemukannya.
Totok menambahkan, pada malam hari saat tersesat, Sigit sebetulnya sudah menghubungi seorang temannya untuk datang membantu.
"Temannya katanya datang menyusul naik Pajero. Tapi begitu sampai di batas jalan aspal dan melihat jalan tanah, dia putar balik karena merasa mustahil HR-V bisa lewat situ," kata dia.
Bagi Totok, memang mustahil mobil HR-V dalam kondisi "normal" bisa lewat situ. Bahkan, ia sempat menantang Sigit untuk mencoba kembali ke jalur itu saat cuaca panas dan kondisi tanah kering.
"Kalau memang bisa naik ke sana lagi, berarti memang jagoan," ucap dia.
Totok melanjutkan, Sabtu pukul 10 pagi ia dimintai tolong untuk membantu proses evakuasi.
"Saya dikasih shareloc google maps. Ketika saya ikuti justru saya malah tersesat di hutan Simpar (Desa Larangan). Mobil saya malah kejebak lumpur di sana sampai saya harus balik ambil dongkrak. Akhirnya baru bisa evakuasi mulai jam 14.00 dan selesai sekitar jam 16.00," kata dia.
Proses evakuasi menurut Totok cukup rumit. Beberapa kali ia harus menggunakan bantuan winch untuk sekadar maju beberapa meter.
Beruntung, mobil HR-V berhasil dievakuasi sampai bengkelnya dengan kondisi baik tanpa kerusakan. Bumper pun masih mulus.
"Tadi siang (12/2/2023) sudah diambil sama yang punya," ucap dia.
Totok masih keheranan dengan peristiwa ini. Namun, di sisi lain ia juga menduga-duga bahwa kejadian aneh ini ada hubungannya dengan kekeramatan Bukit Lewung yang berada tak jauh dari tempat mobil HR-V tersesat. (*)
Janji Berpihak ke Rakyat Diuji di Pati: Warga Desak Partai Gerindra Pecat Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Bupati Pati Sudewo Sanggupi Tuntutan Petani soal Izin Tambang hingga Reforma Agraria |
![]() |
---|
Petani Desak Bupati Pati Sudewo Keluarkan Rekomendasi Pengajuan TORA 7,3 Hektare di Pundenrejo |
![]() |
---|
Suara Semar dari Lereng Kendeng: Jerit Petani Pati yang Tanah dan Airnya Dirampas Tambang |
![]() |
---|
Janji Bantuan Stimulan Gagal Panen untuk Petani Pati Oleh Jokowi Sejak 2023 Belum Cair hingga 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.