Berita Karanganyar
Kapasitas Bendungan Lalung Karanganyar Berkurang Akibat Sedimentasi
Kapasitas Bendungan Lalung di wilayah Kabupaten Karanganyar berkurang sekitar 0,99 juta meter kubik akibat sedimentasi.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Kapasitas Bendungan Lalung di wilayah Kabupaten Karanganyar berkurang sekitar 0,99 juta meter kubik akibat sedimentasi.
Berdasarkan data yang dihimpun, kapasitas Bendungan Lalung sejumlah 5,29 juta meter kubik saat pertama kali dibangun pada 1943.
Kemudian kapasitas tersebut berkurang menjadi 4,3 juta meter kubik berdasarkan pengukuran terakhir pada 2019 lalu.
Sub Koordinator Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Herawati Ana Purwaningsih menyampaikan, sedimentasi kerap menjadi permasalahan tentang pengelolaan bendungan di beberapa daerah.
Di sisi lain untuk menanggulangi sedimentasi juga membutuhkan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu pihaknya membutuhkan dukungan dari pemda untuk mengantisipasi adanya sedimentasi dengan mengendalikan aktivitas masyarakat terutama pertanian di dalam kawasan bendungan.
"Aktivitas pertanian di tampungan saat pasang-surut itu sebenarnya berpengaruh terhadap sedimentasi.
Sehingga kami harapkan pengelola wilayah membantu kami, untuk mengendalikan aktivitas masyarakat. Kalau digunakan untuk pertanian tanahnya jadi gembur, sedimentasinya semakin cepat.
Bendunganya kapasitasnya menjadi cepat berkurang," katanya kepada Tribunjateng.com usai acara konsultasi dan sosialisasi rencana tindakan darurat Bendungan Lalung di Hotel Taman Sari, Senin (13/2/2023).
Secara aturan, lanjut Herawati, sebenarnya aktivitas pertanian di kawasan tampungan bendungan tidak diperbolehkan.
Mayoritas masyarakat melakukan aktivitas pertanian di dalam kawasan bendungan dengan dalih kondisinya sedang surut.
Dia menuturkan, kondisi Bendungan Lalung secara kinerja dan keamanan saat ini kondisi baik meski sudah berusia 80 tahun.
Pihaknya selaku pengelola bendungan selalu memantau kondisi bendungan setiap 3 kali sehari. Di sisi lain pengelola bendungan juga menyusun rencana tindakan darurat untuk mengantisipasi adanya potensi kerawanan.
"Rencana tindakan darurat akan dievaluasi 5 tahun sekali, apakah masih sesuai dengan kondisinya atau ada perubahan. Kami menjaga terkait sumber daya air baik itu sebagai fungsi pengendalian banjir, irigasi maupun penyediaan air baku," terangnya.
Sementara itu Sekda Karanganyar, Timotius Suryadi mengatakan, rencana tindakan darurat merupakan langkah kesiapan dalam menghadapi potensi kerentanan dari bendungan.
Pihaknya berharap rencana tindakan darurat dapat ditindaklanjuti dengan aplikasi di lapangan. Sehingga masyarakat mengetahui apa yang mestinya dilakukan apabila ada peringatan kedaruratan.
"Penyusunan ini dirancang untuk menyiapkan segala kemungkinan, apabila terjadi kedaruratan, semua sudah disiapkan. Seperti peringatan siaga 1, 2, waspada, awas dan titik kumpul," ungkapnya. (Ais).
Baca juga: Hasil Babak II Skor 3-2 Persebaya Surabaya Vs PSS Sleman Liga 1, Yevhen Getarkan Gawang Bajul Ijo
Baca juga: Istri Boris Bokir Curhat di Medsos, Mantan Pramugari Itu Ngaku Diselingkuhi
Baca juga: Setelah Pemkab Dukung DPRD, Perda Pesantren di Jepara Segera Terwujud
Baca juga: Hasil Babak II Skor 3-1 Persebaya Surabaya Vs PSS Sleman Liga 1, Haris Tuharea Tipiskan Ketinggalan
9.000 Ayam Mati Terpanggang dalam Kebakaran Kandang di Karanganyar, Kerugian Capai Rp1 Miliar |
![]() |
---|
Viral Sopir Truk Dipalak, Pelaku Mengaku Setor ke Dishub Karanganyar |
![]() |
---|
Mbah Mashudi Senang Dapat Pengobatan Gratis di Karanganyar, Harap Sering Dilakukan |
![]() |
---|
"Panik Korban Gerak saat Tidur" Pengakuan Pelaku Pembunuhan Pensiunan Guru di Karanganyar |
![]() |
---|
Rumah dan Mobil Ludes Terbakar di Jumapolo Karanganyar, Giyatno Rugi Rp250 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.