Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Rumah Budidaya Maggot Larva Go Asal Desa Kebandingan Kab.Tegal Miliki Tiga Produk Unggulan

Rumah Budidaya Maggot Larva Go Asal Desa Kebandingan Kab.Tegal Miliki Tiga Produk Unggulan, Bisa untuk Pakan Ternak 

|

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Rumah Budidaya Maggot bernama Larva Go yang juga sebagai tempat pengelolaan sampah organik belum lama ini diresmikan langsung oleh Bupati Tegal, Umi Azizah.

Rumah budidaya milik Bank Sampah Melingkar Desa Kebandingan, RT 004/RW 001, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal ini bisa dikatakan sebagai salah satu solusi dalam pengelolaan sampah organik.

Ditemui Tribunjateng.com saat berada di Rumah Budidaya Maggot, Founder Larva Go Abdul Aziz Alghifari, menjelaskan awal mula dibuatnya Larva Go yang ia kelola bersama delapan orang lainnya.

Berfokus pada isu lingkungan, Aziz bersama tim nya prihatin melihat permasalahan sampah yang ada di Indonesia khususnya Kabupaten Tegal.

Tidak langsung membuat budidaya maggot, awalnya Aziz bersama tim membuat bank sampah bernama Melingkar sekitar tahun 2019 lalu. 

Bank sampah tersebut, awalnya fokus mengatasi sampah anorganik. 

Setelah semuanya berjalan dengan baik dan lancar, akhirnya tahun 2021 mulai berinovasi atau mengembangkan budidaya maggot bahkan saat ini sudah ada dua kandang. 

"Harapannya dengan Larva Go ini, bisa menjadi inisiator atau penggerak di desa-desa lainnya agar mampu mengelola limbah sampah warga dalam bentuk budidaya maggot seperti di Desa Kebandingan," ujar Aziz, pada Tribunjateng.com, Rabu (22/2/2023).

Dikatakan, Larva Go merupakan tempat yang dikhususkan sebagai tempat pengelolaan sampah atau limbah organik dari rumah tangga.

Cara pengumpulan sampah organik, dijelaskan Aziz pihaknya menyediakan ember kemudian ditempatkan di masing-masing rumah warga.

Semisal sudah penuh, nantinya tim dari Larva Go yang akan datang mengambil sampah tersebut.

Meskipun belum lama dikembangkan, tapi produksi penguraian sampah di Larva Go kurang lebih 3-5 kuintal per hari.

Bahkan Larva Go sejauh ini sudah menjalin kerjasama pengelolaan limbah dengan rumah sakit, pabrik, dan tempat catering.

Sedangkan untuk siklus atau proses budidaya maggot, mulai dari penetasan telur, kemudian pembesaran, dan selanjutnya dibagi menjadi dua tempat. 

Pertama tempat untuk pembesaran maggot, nantinya maggot setelah usia 18 hari akan dipanen, dan digunakan untuk pakan ternak ikan, unggas, dan sebagian dibuat maggot kering.

Tempat kedua, untuk siklus maggot atau penguraian sampah.

"Maggot itu panen per 18 hari, dan kami menargetkan 50 kilogram maggot per hari. Sedangkan sampah yang kami olah bisa 3-5 kuintal per hari," jelasnya. 

Adapun di Larva Go, ada tiga produk unggulan yang dihasilkan dari pengelolaan limbah. 

Pertama ada maggot fresh atau basah yaitu maggot, larva atau belatung dari lalat black soldier fly (BSF) usia 18 hari dijual langsung ke komunitas peternak ikan karena untuk pakan alternatif. 

Harga maggot fresh ini Rp 7 ribu per kilogram, jika dibandingkan pakan ternak pabrikan tentu lebih terjangkau karena saat ini harga Rp 14 ribu per kilogram.

Kedua, ada produk maggot kering untuk pakan ikan hias, ayam, bahkan kucing juga bisa. Sementara penjualannya via online dengan harga Rp 80 ribu per kilogram.

Ketiga, ada produk pupuk kompos yang dihasilkan dari kotoran maggot. Harganya sendiri Rp 10 ribu per kemasan satu kilogram.

"Kesulitan atau suka duka menjalani budidaya maggot ini lebih ke pola hidup masyarakat. Padahal kami sudah mengedukasi untuk memilah sampah, tapi pada kenyataannya sampah masih tercampur. Jadi ya kendala ada di pola hidup masyarakat ini. Sehingga kami sebenarnya butuh alat pemilah sampah, tapi ya sampai saat ini memang belum ada," pungkas Aziz. (dta)

 

Baca juga: Ingin Minggat Bersama Selingkuhan ke Bali, Seorang Istri Dibunuh Suaminya Sebelum Berangkat

Baca juga: Senator Abdul Kholik Gelar FGD Solusi Banjir Jawa Tengah

Baca juga: Bejat! Anak 15 Tahun Disuruh Melayani Nafsu Ayah Tiri Selama 3 Tahun

Baca juga: Kisah Haru Mbah Toyo, Lansia Penderita Stroke Yang Tidur Bersama Istri Yang Telah Menjadi Mayat

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved