Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Tokoh Adat Sebut Helikopter Kapolda Jambi Masuk Hutan Larangan: Jarang yang Selamat

Tim SAR sempat kesulitan mengevakuasi rombongan Kapolda Jambi, Irjen Rusdi Hartono yang memgalami insiden helikopter mendarat darurat di hutan wilayah

Editor: m nur huda
Kompas.com/Istimewa
Kopda Ahmad Nofrizal bergelantungan dan berputar-putar di seutas tali sambil memegang erat Kapolda Jambi yang berada di tandu. Videonya pun viral di media sosial. (Tangkapan layar video) 

TRIBUNJATENG.COM - Tim SAR sempat kesulitan mengevakuasi rombongan Kapolda Jambi, Irjen Rusdi Hartono yang memgalami insiden helikopter mendarat darurat di hutan wilayah Bukit Tamiai, Kerinci.

"Setelah berputar-putar hampir dua jam, karena situasi tidak memungkinkan heli tersebut kembali mendarat untuk mengisi avtur. Kalau mengisi avtur berarti pukul 09.00 WIB tadi kurang lebih dikit, tadi empat heli tersebut kembali terbang lagi untuk mencoba memaksimalkan proses evakuasi," kata Kadiv Humas Polri  Irjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Para korban kecelakaan ini, yaitu  Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono, Direktur Reskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, Direktur Polairud Polda Jambi Kombes Michael Mumbunan, Koorspri Polda Jambi Kompol Ayani, dan ADC  Kapolda Jambi, serta 3 orang kru

Rombongan ini dijaga dan dirawat dua tim SAR yang datang dari jalur darat, serta satu tim yang datang dari jalur udara, yang totalnya sekitar 30 orang.

Warga hingga tokoh adat setempat masih meyakini jika titik lokasi kecelakaan helikopter rombongan Kapolda Jambi masuk dalam kawasan hutan larangan yang berada di Bukit Tamiai, Kerinci.

Mereka meyakini lokasi tersebut jarang ditempuh oleh warga biasa.

Depati Muara Langkap, Mukhri Soni mengungkapkan helikopter tersebut seharunya terbang cukup mengikuti alur sungai Batang Merangin.

Namun ternyata sudah terlalu jauh ke kiri.

Kondisi darurat disadarinya memang kadang membuat tindakan harus cepat, termasuk menggunakan teknologi GPS, yang memotong jalur sehingga jarak dan waktu perjalanan bisa lebih singkat.

"Jarang heli atau pesawat yang selamat melintas di atas Gunung Batuah dan Renah Si Hijau," kata Mukhri Soni.

Meski demikian, ia berharap proses evakuasi rombongan Kapolda Jambi hari ini berjalan lancar.

"Kita tidak mau merintangi evakuasi dan semoga proses evakuasi hari ini berjalan lancar, tapi ada yang terlewatkan dari evakuasi ini," kata Mukhri Soni dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Petugas mengevakuasi ADC Kapolda Jambi Briptu Aditya menggunakan tandu setibanya di Stadion Merangin, Jambi, Selasa (21/2/2023). Hingga Selasa sore, tim gabungan TNI, Polri dan Basarnas berhasil mengevakuasi empat korban kecelakaan helikopter melalui udara, yakni Co Pilot AKP Amos, ADC Kapolda Jambi Briptu Aditya, Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta, dan Dirpolairud Kombes Pol Michael Mumbunan.
Petugas mengevakuasi ADC Kapolda Jambi Briptu Aditya menggunakan tandu setibanya di Stadion Merangin, Jambi, Selasa (21/2/2023). Hingga Selasa sore, tim gabungan TNI, Polri dan Basarnas berhasil mengevakuasi empat korban kecelakaan helikopter melalui udara, yakni Co Pilot AKP Amos, ADC Kapolda Jambi Briptu Aditya, Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta, dan Dirpolairud Kombes Pol Michael Mumbunan. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/nym.(WAHDI SEPTIAWAN))

Ia mengatakan yang terlewatkan itu adalah kearifan lokal masyarakat dan larang pantang dalam hutan.

Untuk itu, tim evakuasi seharusnya memuliakan kearifan leluhur dengan menghormati alam dan tanah sekitar yang berhutan dan berbukit.

"Secara adat seharusnya minta tolong ke kami Depati Muaro Langkap, melalui sirih sekapur," kata dia.

Sirih sekapur atau pinang ini bermakna minta izin, minta dimudahkan.

Setelah bertemu dengan penguasa wilayah adat, maka depati sebagai perantara yang meminta hajat, berkomunikasi dengan seluruh lapis mahluk hidup yang berada bukit, lokasi helikopter mendarat darurat.

"Tidak banyak, ini sebagai tanda kita menghormati alam raya seperti membawa sirih selembar, pinang. Ya selayaknya seperti sirih orang mengundang," kata Datuk Soni.

"Kita kasihan pada petinggi yang tersandera cuaca buruk," katanya lagi.

Budayawan Jambi, Nukman menuturkan, masyarakat setempat meyakini bahwa titik jatuhnya helikopter sebagai wilayah yang jarang ditempuh orang biasa.

Ini adalah bagian dari warisan leluhur, kearifan yang turun temurun diwariskan untuk menjaga keseimbangan alam. Tentu pola kearifan dan pikiran baik itu yang harus diikuti oleh tim evakuasi. Misalnya mengikuti arah ajun pemilik wilayah, dalam hal ini Depati Muaro Langkap.

"Pola-pola ini tentu kita terjemahkan dengan baik, dan ini berbeda dengan pendekatan ilmu modern tentunya," katanya.

Tim tentu sudah memedomani pergerakan angin dari gunung ke lembah dan sebaliknya.

Tinggal sejauh mana menggabungkan dua pendekatan ini menjadi satu, pendekatan teknologi modren dan ilmu pengetahuan nenek moyang.

"Kita berdoa semoga semua diberi kekuatan dan kemudan," tutupnya.

Seperti diketahui, hingga memasuki hari ke-tiga, Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono masih terdampar di hutan usai mengalami kecelakaan pesawat helikopter pada Minggu (19/2/2023) lalu.

Proses evakuasi yang dilakukan Tim SAR gabungan pada Senin kemarin gagal lantaran terkendala cuaca.

Hari ini, Selasa (21/2/203) rencananya Kapolda Jambi dan rombongan akan dievakuasi dari lokasi kawasan hutan Desa Tamiai, Batang Merangin, Kerinci, Jambi.

Tim SAR gabungan bakal menerjunkan enam helikopter dalam proses evakuasi hari ini.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul 'Mereka Tersandera' Tokoh Adat Sebut Rombongan Kapolda Jambi Langgar Larangan Hingga Evakuasi Sulit

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved