Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Dukung Sektor Pertanian Jateng, APIP dan APH Gelar Rakorwas 

Pemerintah terus berupaya untuk terus meningkatkan pengawalan terhadap program pembangunan pertanian

Penulis: hermawan Endra | Editor: Catur waskito Edy
hermawan endra
Rapat koordinasi pengawasan (Rakorwas) bidang ketahanan pangan Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan di Gedung Gradhika Bakti Praja, Kamis (23/2). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah terus berupaya untuk terus meningkatkan pengawalan terhadap program pembangunan pertanian. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersedian hasil pertanian di masyarakat. 

"Langkah tersebut dalam rangka mengoptimalkan capaian program Kementerian Pertanian," kata Inpsektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan), Dr. Jan S Maringka, pada kegiatan rapat koordinasi pengawasan (Rakorwas) bidang ketahanan pangan Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan di Gedung Gradhika Bakti Praja, Kamis (23/2).

Rakorwas yang dilakukan ini juga untuk membangun sinergi antara aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dan Aparat penegak Hukum (APH) dalam melakukan pengawasan internal pemerintah, sekaligus mewujudkan program menjaga pangan.

Kolaborasi dan sinergi yang baik antara Kementan khususnya APIP dengan Pemerintah daerah serta unsur APH di daerah cukup efektif untuk mendukung keberhasilan pembangunan pertanian.

Menurut Jan Maringka, pengawalan terhadap program pertanian menjadi sangat startegis, mengingat sektor pertanian terbukti mampu menjadi penyangga ekonomi nasional ketika terjadi pandemi covid-19 yang lalu. 

Bahkan sektor pertanian mampu tumbuh positif di tengah lesunya ekonomi nasional akibat pandemi. 

Jawa tengah, lanjut dia, menjadi perhatian khusus mengingat daerah ini merupakan salah satu lumbung pangan nasional dan provinsi dengan nilai komoditas ekspor pertanian yang cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan pengawalan yang memadai agar tidak mengganggu stabilitas pangan nasional.

Dalam kesempatan tersebut, Jan Maringka juga mengukapkan bahwa saat ini pihaknya juga konsen terhadap masalah alih fungsi lahan pertanian. 

Lahan pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan luas sehingga menjadi tantangan tersendiri tersendiri untuk mencapai ketahanan pangan nasional.

“Pak Menteri, Syahrul Yasin Limpo, sesuai Surat Tugas NOMOR: 02/SR.010/M/01/2023 tanggal 10 januari menugaskan Kami untuk membentuk Satgas pengawasan dan pengendalian fungsi lahan pertanian berkelanjutan di Lingkungan Kementan, harapanya Satgas ini dapat mengendalikan kegiatan alih fungsi lahan pertanian yang lajunya cukup signifikan setiap tahunnya,” Terang Jan Maringka.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sambutan yang disampaikan Wagub Jateng, Taj Yasin mengatakan, forum ini sangat penting dan strategis sebagai upaya membangun sinergi antara APIP dan APH serta menghilangkan keragu-raguan dalam pelaksanaan program pertanian di Jateng.

Peran APIP dan APH sangat penting untuk mengawasi program pembangunan pertanian di daerah, sehingga dapat mewujudkan ketahanan pangan. Maka, APIP dan APH harus satu komitmen dalam konteks menjaga agar program pertanian bisa berjalan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran.

Dijelaskannya, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin didalam UUD 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. 

Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.

Ketahanan pangan dibangun dari 3 aspek yaitu pertama ketersediaan pangan yang berarti tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya. Kemudian kedua keterjangkauan pangan di mana masyarakat dapat memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan hidup dengan harga yang terjangkau. 

"Ketiga pemanfaatan pangan di mana pangan dapat dikonsumsi secara berimbang dengan gizi yang tepat dan mutu keamanan yang terjamin. Alhamdulillah, Jawa Tengah menjadi salah satu lumbung pangan nasional," ujarnya. 

Produksi hasil-hasil pertanian di Jawa Tengah juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pada Tahun 2022 kita berhasil menghasilkan komoditas Padi sebanyak 9.579.069 ton, atau turun dari capaian Tahun 2021 lalu sebanyak 9.618.657 ton. Komoditas Jagung Tahun 2022 sebanyak 3.719.441 ton, naik dari capaian Tahun 2021yang hanya mencapai 3.598.264 ton.

Komoditas kedelai Tahun 2022 sebanyak 61.198 ton, atau naik dari Tahun 2021 lalu yang hanya 46.949 ton. Sedangkan sampai bulan Maret Tahun 2023 ini, capaian produksi Padi mencapai 2.142.218 ton, Jagung mencapai 290.318 ton, Kedelai mencapai 6.243 ton.

Namun, lanjut Ganjar capaian positif ini tidak boleh besar kepala, Pandemi, Perang Rusia-Ukraina, Perubahan Iklim Global, Kerusakan lingkungan dan Bencana Alam menjadi ancaman nyata yang harus kita sikapi bersama. Untuk itulah semua pihak harus gotong-royong dan bersinergi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di negeri ini, khususnya di Jawa Tengah. 

"Sinergi yang dimaksud berguna untuk menjaga pangan tetap stabil. Kita tidak ingin ada tindakan melawan hukum yang terkait dengan pangan ini. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) harus dijalankan, ini merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus mencapai tujuan organisasi," imbuhnya. 

Ia mengungkapkan, banyak laporan masyarakat yang masuk kepadanya, misalnya terkait bahan pokok yang harganya naik hingga raibnya pupuk bersubsidi. 

"Ini tentu harus kita sikapi bersama. Pemprov Jateng tentu telah membuat berbagai program agar permasalahan tersebut bisa terselesaikan dengan baik. Tetapi kami tidak dapat bekerja sendiri. Aparat Penegak hukum, kami minta untuk bertindak tegas terhadap para pedagang nakal yang bertindak melanggar hukum sehingga menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan tersebut," imbuhnya. 

Melalui forum ini Ganjar berharap akan mampu menghasilkan berbagai kesepahaman antara semua agar kedepan berbagai permasalahan di sektor Pertanian dan ketahanan pangan ini dapat diselesaikan bersama. 

"Tentunya dengan sinergi dan kolaborasi dari APIP dan APH akan dapat mewujudkan ketahanan pangan yang semakin baik dan membangun pertanian maju, mandiri dan modern di Jawa Tengah. Mari bersama sama kita dukung ketahanan pangan nasional dalam menghadapi ancaman krisis pangan global. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," pungkasnya. 

Kegiatan Rakorwas Jaga Pangan Jawa Tengah tersebut Selain dihadiri oleh Gubernur, Kapolda, Kajati dan Kepala perwakilan BPKP Jawa Tengah, juga dihadiri oleh Kapolres dan Kajari se Jawa Tengah, Pejabat Instansi lingkup Pertanian Provinsi Jawa Tengah dan Para Kadis yang membidangi Pertanian se-Jawa Tengah. (*)

Baca juga: Tangis Istri Pecah, Ayah Sujud Syukur, Ini yang Meringankan Vonis Arif Rachman Jadi 10 Bulan Penjara

Baca juga: Antisipasi Penimbunan Polsek Guntur Lakukan Monitoring MinyaKita di Desa Turitempel Guntur Demak

Baca juga: INNALILLAHI! Warga Kaligondang Purbalingga Tewas Tersengat Listrik Kawat Pancang Tiang

Baca juga: Kisah Mistis Warga Desa Kemenuh Bali Ditumpangi Bus Gaib, Setelah Turun Langsung Hilang

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved