Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Fasih Berbahasa Jawa Krama Inggil, Anggota Koramil di Blora 'Pasrah Nganten' Gunakan Atribut TNI

Pemandangan tak biasa dalam acara resepsi pernikahan Muhammad Umar Risky dengan Wahyu Setia Kharismatik

Penulis: ahmad mustakim | Editor: Catur waskito Edy
Istimewa
Pelda Rahtama Setya Prihandoko (50) yang akrab juga dipanggil Batuud Koramil 07 Sambong Kodim 0721 Blora saat menjadi pasrah nganten dalam acara resepsi pernikahan Muhammad Umar Risky dengan Wahyu Setia Kharismatik yang digelar di Desa Bleboh kecamatan Jiken kabupaten Blora pada beberapa waktu lalu. (ist)  

TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Pemandangan tak biasa dalam acara resepsi pernikahan Muhammad Umar Risky dengan Wahyu Setia Kharismatik yang digelar di Desa Bleboh kecamatan Jiken kabupaten Blora pada beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, adat pernikahan khususnya adat pernikahan Jawa, pada umumnya akan diadakan acara Pasrah Pengantin atau pasrah nganten.

Tentunya bila ada pasrah, tuan rumah atau pamangku gati harus juga menyediakan wakil untuk menerima seserahan tersebut. 

Fungsi duta panampi pasrah adalah sebagai juru bicara untuk menerima apa yang disampaikan pemasrah.

Ketika juru bicara dari pihak calon besan menyampaikan hajatnya, seorang duta panampi harus memperhatikan dan mengingat betul-betul apa yang diucapkannya.

Dalam menerima pasrah hendaknya mengikuti apa yang disampaikan pemasrah. 

Ada hal unik di Bleboh ini, jika biasanya seseorang yang ditunjuk "pasrah nganten" atau dalam istilah dalam bahasa Jawa mengenakan pakaian beskap adat Jawa.

Namun kali ini, yang ditunjuk untuk pasrah nganten malah menggunakan pakaian dinas TNI- AD.

Diketahui pria tersebut, Pelda Rahtama Setya Prihandoko (50) yang akrab juga dipanggil Batuud Koramil 07 Sambong Kodim 0721 Blora.

Rahtama Setya Prihandoko bersyukur fasih mengucapkan bahasa Jawa, meski dirinya seorang anggota TNI.

"Tujuannya untuk nguri-uri (melestarikan, red) budaya Jawa, bangga dan melestarikan budaya Jawa jangan sampai punah," ungkapnya kepada tribunmuria.com.

Rahtama sempat grogi lantaran salah satu tamu undangan yang hadir adalah Bupati Blora Arief Rohman dan guru yang mengajar bahasa Jawa saat kursus di Permadani.

"Sempat grogi karena di hadiri Bupati Blora. Selain itu perwakilan dari mempelai perempuan adalah guru saya yang waktu itu mengajar di Permadani," terang Rahtama.

Dirinya pun merasa bangga menjadi bagian dari TNI yang bisa melestarikan budaya Jawa.

"TNI sangat intens memelihara budaya Jawa," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved