Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Memahami Materi ASEAN Menjadi Lebih Mudah dengan Think Talk Write

Sering kita dengar istilah membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca kita seolah bisa “berkeliling dunia”.

Editor: galih permadi
IST
Sigid Supriwanto, S.Pd SD., Guru SD Negeri 2 Kancilan .Kec Kembang Kab. Jepara 

Oleh: Sigid Supriwanto, S.Pd SD., Guru SD Negeri 2 Kancilan .Kec Kembang Kab. Jepara

Sering kita dengar istilah membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca kita seolah bisa “berkeliling dunia”. Artinya, dengan rajin membaca kita menjadi tahu, ada apa dan sesuatu yang ada di belahan dunia lainnya. Di era globalisasi ini, membaca tidak melulu dari buku. Namun dari digital, siswa juga bisa membaca untuk menambah pengetahuan. Namun sayangnya, minat membaca anak sekolah di tanah air masih cukup rendah.

Ini juga yang terjadi pada anak didik penulis di kelas 6 SD Negeri 2 Kancilan Kecamatan kembang, Kabupaten Jepara, yang sering kali malas membaca materi pelajaran IPS yang penulis berikan. Jika dikaitkan dengan literasi, boleh dibilang budaya literasi anak didik penulis termasuk rendah. Literasi sendiri menurut Kemendikbud (2016:2) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.

Salah satu contoh saat penulis memberikan materi pelajaran IPS tentang organisasi negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN. Karena siswa malas membaca materi yang penulis berikan, mereka menjadi sulit memahami materi yang penulis berikan. Untuk menyiasatinya, penulis kemudian mencoba menerapkan metode pembelajaran Think Talk Write. Menurut Huinker dan Laughlin (1996:82) menyatakan bahwa “Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis”.

Penulis membentuk beberapa kelompok diskusi, kemudian memberikan materi pelajaran tentang ASEAN, untuk di baca bersama-sama. Setelah materi dibaca, penulis kemudian meminta siswa untuk mendiskusikan materi yang mereka baca. setelah dibaca bersama, kalian diskusikan dengan teman kelompok kalian, apa-apa yang belum kalian ketahui” begitu penulis meminta kepada anak didik saat proses diskusi kelompok berlangsung. Setelah mereka berdiskusi saling melengkapi materi yang mereka belum ketahui, penulis kemudian meminta siswa untuk menuliskan pengetahuan yang mereka ketahui tentang organisasi negara-negara Asia Tenggara tersebut.

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, memecahkan ide-ide dan pengujian pendapat yang dilakukan oleh orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari kebenaran (Mansyur MPA). Setelah berdiskusi, satu persatu siswa, penulis minta maju untuk menuliskan jawaban di papan tulis dari pertanyaan tentang materi ASEAN. Ternyata, hampir sebagian besar mampu menjawab pertanyaan penulis. “Coba Azka, tulis di papan tulis, siapa pendiri ASEAN?” Begitu salah satu pertanyaan penulis, yang dijawab dengan benar oleh siswa.

Dari metode pembelajaran Think Talk Write yakni membaca, berdiskusi, dan menulis, membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Karena seperti ngobrol dengan teman-temannya dalam suasana belajar yang lebih cair dan mengasyikan, siswa yang kesulitan biasanya akan meminta bantuan penulis. Hal ini membuat siswa lebih mudah memahami materi ASEAN yang penulis berikan. Hasilnya, siswa menjadi semakin gemar membaca, dan nilai pelajaran anak didik terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Mereka menjadi lebih mudah memahami materi. Dengan metode ini siswa akan terbiasa untuk melakukan aktivitas pembelajaran secara mandiri. Guru mengambil peran hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dan mengarahkan jalannya alur pembelajaran yang dilaksanakan supaya bisa mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini sangat cocok untuk diterapkan pada siswa kelas atas yang sudah bisa berfikir logis dalam menyelesaikan permasalahan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved