Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Kudus

Warga Dukuh Krajan Kudus Minta Sungai Juwana Dinormalisasi, Dua Bulan Banjir Tak Kunjung Surut

Sungai Juwana diharapkan bisa segera dilakukan normalisasi agar banjir di Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus bisa surut.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
Beberapa bocah di Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus berenang di depan rumahnya yang tergenang air banjir dengan kedalaman sekira 80 sentimeter, Selasa (28/2/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Warga Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus berharap Sungai Juwana bisa dilakukan normalisasi agar banjir di daerah tersebut tak lama surutnya.

Berdasarkan dari keterangan Kuntoro, Kepala Dusun Dukuh Krajan itu, Sungai Juwana memiliki peran penting agar banjir surut.

Sungai Juwana menjadi tempat untuk pengaliran air banjir di Dukuh Krajan.

"Banjir di sini juga disebabkan luapan dari Sungai Piji yang berasal dari atas."

"Kalau hujan deras biasanya membawa sampah-sampah yang banyak di Sungai Juwana," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Serius Kelola Sampah, Kabupaten Kudus Diganjar Adipura

Hal tersebut membuat Sungai Juwana di sekitaran Dukuh Krajan menjadi dangkal.

"Karenanya kami meminta Sungai Juwana dikeruk."

"Masyarakat sudah dua bulan ini kebanjiran."

"Dua bulan ini juga ada yang belum surut," urainya.

Akibatnya, tidak sedikit warga yang sakit lantaran dampak air kotor yang merendam desa.

Para masyarakat sebagian terjangkit penyakit batuk, pilek, demam, dan gatal-gatal. 

Baca juga: LBH GP Ansor Kudus Kantongi Seratusan Aduan Dugaan Pelanggaran Seleksi Perades

"Sementara ini belum ada bantuan dari Dinkes berupa pengecekan kesehatan."

"Dulu beberapa pekan lalu sempat ada, tapi ini belum ada," tuturnya.

Hingga saat ini, banjir di Dukuh Krajan mengakibatkan 750 keluarga terdampak dan 111 rumah masih terendam.

Jumlah tersebut sempat bertambah, dibandingkan akhir pekan lalu yang hanya 47 keluarga terdampak.

"Kami dari Pemdes terus melakukan pendataan warga yang terdampak."

"Kami juga sudah mendirikan dapur umum untuk warga," jelasnya.

Pembuatan dapur umum tersebut, menurutnya, lantaran masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah meskipun terendam. (*)

Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Resmi Dibuka untuk Umum, Ini Harapan Wapres Kepada Pengunjung

Baca juga: Industri Properti Diprediksi Tumbuh Pasca Pandemi Covid

Baca juga: Penerimaan Perpajakan Menjadi Penyumbang Terbesar Pendapatan Negara di Bulan Januari 2023

Baca juga: Begini Asyiknya Kulineran di Puncak Selo Boyolali, Cobalah Kunjungi Langit Pitu Resto

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved