Berita Semarang
Mengenang 3 Tahun Pandemi Covid-19, Fita Masih Ingat Wajah Korban Saat Jadi Petugas Pemulasaraan
Mantan relawan pemulasaraan jenazah Covid-19, masih ingat betul saat puncak pandemi hingga memaksanya untuk menjadi petugas pemulasaraan.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
Kejadian tak terlupakan, lanjut dia, sewaktu menangani jenazah Covid-19 sehari sampai lima kali.
Selain itu, ia ingat sekali saat menangani jenazah perempuan yang meninggal saat isoman di sebuah rumah di dekat pinggir tol Manyaran.
Jenazah perempuan sebatangkara itu tidak terurus.
Anak mereka yang berada di luar kota juga tidak melakukan penanganan.
"Kami tangani ketika itu pukul 01.30 dini hari, saya tidak lupa wajahnya, sampai sekarang masih ingat," bebernya.
Ia mengaku, pengalaman menjadi petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 merupakan pengalaman penting dalam hidupnya.
Bahkan, ia membuat dokumentasi tersendiri di album handphonenya sebagai kenang-kenangan sembari berharap pandemi tidak terulang kembali.
"Uang bisa dicari tapi kenangan tidak bisa terganti," tuturnya.
Mantan petugas pemakaman Covid-19, Siswanto menjelaskan, bergabung ke dalam kelompok relawan khusus pemakaman Covid-19 lantaran melihat petugas kelimpungan menangani ratusan jenazah Covid-19.
"Kami juga jadi petugas pemulasaraan, dobel tukang mandiin jenazah sekaligus angkut jenazah Covid-19," ungkapnya.
Selama menjadi petugas pemakaman Covid-19, Siswanto paling berkesan saat mengurus 15 jenazah Covid-19 dalam sehari.
Kondisi itu terjadi saat pandemi Covid-19 mencapai puncaknya tapi tidak didukung sistem yang baik sekira pertengahan hingga akhir tahun 2020.
"Sehari ada 15 permintaan pemakaman dan 7 pemulasaraan," ucapnya.
Baca juga: Kisah Munmun 3 Tahun Mengunci Diri di Rumah Bersama Anak Karena Takut Covid-19
Selama menjadi petugas baik pemakaian dan pemulasaraan, ia mendapatkan pelatihan secara intens dari dokter forensik RSUP Kariadi Semarang yakni dr Uva.
"Makanya kami terlatih, kami suka menyebut tim kami Jupiter kepanjangan dari junjung (angkat), pikul (gotong), anter (antar)," imbuhnya.
| Sosok Renanda Maharani, Gadis Yang Hilang 9 Hari Usai Pamit Ngaji Akhirnya Ditemukan di Semarang |
|
|---|
| Mahasiswa Unnes Yang Tewas di Kamar Kos Gunungpati Semarang Ternyata Hobi Begadang |
|
|---|
| 2 Alat Deteksi Dini Bencana di Pudak Payung Semarang Hilang Dicuri |
|
|---|
| Pemkot Semarang Iming-imingi Insentif Rp1 Juta bagi Pria yang Mau KB Vasektomi |
|
|---|
| KPU dan Undip Gelar Seminar Nasional, Bahas Refleksi Pemilu 2024 dan Penguatan Tata Kelola Demokrasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Aktivitas-pemakaman-jenazah-Covid-19.jpg)