Berita Semarang
Saat Nasi Rendang dan Kenangan Menyatu di Rumah Makan Padang Semarang, Ada Ribuan Kaset Jadul
Sebuah pemandangan unik terlihat di rumah makan Padang Jaya 77 Semarang. Tepatnya di Ruko Bubakan Baru A16, Jalan Agus Salim Semarang.
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, Semarang - Sebuah pemandangan unik terlihat di rumah makan Padang Jaya 77 Semarang.
Tepatnya di Ruko Bubakan Baru A16, Jalan Agus Salim Semarang.
Sekilas, rumah makan tersebut tak jauh beda dengan rumah makan padang lain.
Kesan berbeda akan terasa saat kaki melangkah masuk.
Aroma romansa klasik menyeruak bersama aroma masakan Padang.
Di sebelah pintu masuk, pengunjung disuguhkan ribuan kaset jadul.
Ribuan koleksi kaset di rumah makan miliknya, memiliki beragam jenis genre, bahasa, bahkan musisi lintas generasi.
Mulai era 70-an, 80-an, 90-an, hingga 2000-an.
Koleksi lagu-lagu daerah juga tersedia.
Ada dua jenis kaset yang dijual, yakni kaset pita dan kaset Compact Disk (CD).
Kaset jadul itu tertata rapi mulai bagian depan hingga belakang ruangan.
Kesan klasik semakin kentara seiring memudarnya warna sampul kaset.
Maklum, rumah makan padang itu telah berdiri sejak 1977.
Pemilik rumah makan, Deni mengatakan ribuan kaset di rumah makannya merupakan warisan mendiang ayahnya.
Dulu, ayah Deni adalah pecinta musik.
Saking cintanya, ayah Deni lantas merintis usaha jualan kaset keliling.
Bahkan, pernah keliling Indonesia hanya untuk jualan kaset.
"Jadi sebelum buka rumah makan padang ini, bapak dulu jualan kaset keliling. Pernah sampai Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, terakhir di Papua," kata Deni kepada Tribunjateng.com, Sabtu (4/3/2023).
Usai keliling Indonesia untuk jualan kaset, ayah Deni memutuskan tinggal di Semarang dan membangun rumah makan padang.
Rasa cinta yang besar terhadap musik, membuat ayah Deni tak lantas meninggalkan musik.
Ia tetap membuka rumah makan padang sambil berjualan kaset.
"Bapak akhirnya menetap di Semarang. Buka rumah makan ini sekaligus jualan kaset," imbuhnya.
Deni menambahkan, pengunjung yang datang ke rumah makan miliknya sering terkesima.
Sembari menyantap lezatnya sepiring rendang, pengunjung bebas memilih lagu klasik untuk diputar di warung tersebut.

Sensasi itu, kata dia akan membawa pengunjung memutar ulang kenangan mereka.
“Kalau ada pembeli yang makan sekaligus request lagu maka kami langsung putarkan lagunya," katanya.
Disinggung mengenai omzet penjualan kaset di era digital, Deni tak begitu mengindahkannya.
Ia hanya meneruskan usaha mendiang ayahnya.
"Saya tidak memastikan laku berapa. Saya meneruskan usaha bapak saya,"
"Kadang sehari ada yang laku. Kadang juga seminggu. Nggak pasti lakunya," ujar Deni.
Menurutnya, konsumen yang masih membeli kaset baik pita maupun CD, lantaran rindu dengan suara khas kaset.
"Saya jual kaset di harga Rp. 18 ribu sampai Rp.20 ribu,"
"Ada yang kangen sama suara noise dari suara yang dikeluarkan dari kaset. Ada juga yang kangen memutar-mutar pita kaset." ungkapnya diiringi tawa kecil.
Adapun peminat kaset di toko Deni datang dari berbagai daerah.
"Dari luar Semarang ada. Lokal Semarang juga ada," sahutnya.
Kolektor kaset asal Genuk, Setio Setyawan mengaku sering datang ke rumah makan padang milik Deni untuk membeli kaset.
"Saya sehabis pulang kerja biasanya mampir ke sini. Ya makan, ya beli kaset juga," katanya.
Ia beralasan, mendengarkan musik melalui kaset menjadikannya lebih menghayati setiap alunan nada.
"Ya kalau dengerin lewat kaset itu feelnya beda gitu aja. Saya sudah koleksi kaset sejak kecil sampai sekarang," tambahnya.
Baca juga: Hartopo Ajak Warga Kudus Terus Gempur Rokok Ilegal
Baca juga: Kalender Jawa Besok 4 Maret 2023, Watak Weton Minggu Kliwon: Pendiam
Baca juga: Kota Tegal Zero Kasus Leptospirosis Sejak 10 Tahun Terakhir
Baca juga: Perbaiki Jalan Kabupaten, Pemkab Jepara Siapkan Anggaran Rp 21, 4 Miliar
Kota Semarang Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Rabu 17 September 2025 |
![]() |
---|
Kuota Sekolah Rakyat di BLK Pedurungan Semarang Masih Tersisa 20 Siswa |
![]() |
---|
Polisi Bakal Sita Barang Bukti Kasus Dugaan Penganiayaan dr Astra oleh Dosen Unissula, Apa Sajakah? |
![]() |
---|
Wali Kota Sambangi Korban Kebakaran di Kelurahan Candi, Janji Akan Dibangunkan Rumah Baru |
![]() |
---|
Lawang Sewu Short Film Festival 2025 Diluncurkan, Pemkot Semarang Gandeng Hanung Bramantyo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.