Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Penjumlahan Bilangan Cacah, Teori Jerome S. Bruner

Matematika merupakan bidang studi yang berfungsi mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen

Editor: galih permadi
IST
Nuriyah, S.Pd. SD., Guru SDN 01 Sirangkang, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang 

Oleh: Nuriyah, S.Pd. SD., Guru SDN 01 Sirangkang, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang

Matematika merupakan bidang studi yang berfungsi mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemikir masalah melalui pola piker dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui symbol, grafik, diagram dalam berfikir secara logis, urut, dan disiplin.

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pembelajaran matematika di sekolah pada hakikatnya adalah proses yang sengaja dirancangdengan tujuan menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan matematika dan proses tersebut berpusat pada guru pengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada anak didik untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika (Nyimas Aisyah, dkk 2007:4).

Mengajarkan matematika tidak mudah karena fakta menunjukkan bahwa para anak didik mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Belajar matematika adalah kegiatan mengenai konsep-konsep dan struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antar konsep dan struktur matematika. Langkah paling baik belajar matematika adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya, karena langkah permulaan belajar konsep, pengertian akan lebih melekat bila kegiatan dilakukan anak didik sendiri dan antara pelajaran yang lalu ada kaitannya.

Keahlian guru dalam memilih dan menerapkan suatu strategi dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan dalam keberhasilan mencapai tujuan. Salah satu tugas pendidik adalah memilih strategi pembelajaran untuk membantu anak didik mencapai kompetensi yang diinginkan.

Proses pembelajaran menuntut guru untuk merancang berbagai metode pembelajaran dan pendekatan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri anak didik. Bukan hanya sekedar mengajar untuk menyampaikan materi, tetapi membuat anak didik mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru.

Berasarkan hal tersebut, guru kelas I SD Negeri 01 Sirangkang, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, menggunakan pendekatan teori belajar Jerome S. Bruner untuk memudahkan anak didik memahami materi penjumlahan bilangan cacah, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar anak didik, dan anak didik dapat melakukan pembelajaran matematika yang menyenangkan.

Langkah-langkah pendekatan teori belajar Jerome S. Bruner adalah sebagai berikut, pertama, Tahap Enaktif. Pada tahap ini peserta didik menggunakan atau memanipulasi objek-objek konkret secara langsung. Misalnya untuk memahami konsep operasi penjumlahan bilangan cacah 6 tambah 5 anak didik memerlukan pengalaman mengambil atau membuang 5 benda dari sekelompok 6 benda. Kedua, Tahap ikonik. Pada tahap ini anak didik mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek konkret. Anak didik tidak memanipulasi langsung objek-objek konkret seperti pada tahap enaktif, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang dimaksud. Ketiga, Tahap Simbolik. Tahap ini merupakan tahap memanipulasi symbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek, mereka menjelaskan dengan bahasanya.

Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan pendekatan teori belajar Jerome S. Bruner, dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan sehinggamembuat anak didik menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar anak didik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved