Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Merapi Erupsi

Gunung Merapi Meletus, Ini Kata Pemerhati Gunung Api Unsoed Terkait Karakteristik dan Tipe Erupsi

Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pada, Sabtu (11/3/2023) sekira pukul 12.12 WIB. 

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: galih permadi
istimewa/twitter BPPTKG Yogyakarta
Gunung Merapi kembali erupsi, Minggu Pahing (12/3/2023) mulai pukul 01.11 WIB.  

Tipe erupsi gunung api bisa dibagi berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi kolom asap yang keluar. 

Erupsi adalah peristiwa keluarnya magma di permukaan bumi, dan memiliki bentuk yang berbeda-beda untuk setiap masing-masing gunungapi. 

Erupsi bisa dikategorikan efusif bila lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan suatu ledakan, dan biasanya terbentuk aliran lava. 

Sebaliknya, apabila erupsi yang sifatnya eksplosif akan menghasilkan magma keluar dari gunung api dalam bentuk ledakan, dan terbentuk endapan piroklastik.

Aziz mengatakan bahwa erupsi Merapi termasuk dalam kategori bersifat eksplosif dengan tingkat eksplosivitas dari lemah ke katastropik.

Karena magma yang membentuk erupsi tipe Merapi bersifat antara basa dan asam (dari andesit ke dasit). 

Erupsi Merapi ini bisa dikategorikan tipe volkanian, terjadi karena lobang kepundan tertutup oleh sumbat lava (lava plug) atau magma yang membeku di pipa magma setelah kejadian erupsi.

Sehingga diperlukan suatu akumulasi tekanan yang relatif besar untuk membuka lubang kepundan atau menghancurkan sumbat lava.

Erupsi melontarkan material hancuran dari puncak gunung api tapi juga material baru dari magma yang keluar.

"Salah satu ciri khas dari erupsi Merapi yaitu adanya asap erupsi yang membumbung tinggi ke atas, dan kemudian asap tersebut melebar menyerupai cendawan. 

Asap erupsi membawa abu dan pasir yang kemudian akan turun sebagai hujan abu dan pasir," ungkap Aziz. 

Gunung Merapi merupakan gunung api tipe andesitik dapat dimasukkan dalam tipe Merapi atau tipe volkanian lemah dengan ciri khas adanya peranan kubah lava dalam tiap-tiap erupsinya.

Aziz menjelaskan istilah awan panas (nuee-ardente) dipakai untuk menyebut aliran suspensi dari batu, kerikil, abu, pasir dalam suatu masa gas volkanik panas yang keluar dari gunung api, dan mengalir turun mengikuti lerengnya dengan kecepatan bisa lebih dari 100 km per jam sejauh puluhan km. 

Aliran turbulen tersebut dari jauh tampak seperti awan bergulung-gulung (istilah lokal disebut “wedhus gembel”) menuruni lereng gunung api, dan bila terjadi malam hari terlihat membara. 

Awan panas biasanya tidak segemuruh longsoran biasa karena tingginya tekanan gas pada material menyebabkan benturan antar batu-batu atau material di dalam awan panas tidak terjadi dengan kata lain benturan teredam oleh gas. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved