Guru Berkarya
Penggunaan model TGT untuk meningkatkan pembelajaran IPA
Prestasi belajar IPA pada umumnya saat ini mengalami penurunan atau rendah. Berdasarkan hasil observasi
Oleh: M. Amiril Mu’minin, S.Pd.SD., SDN 02 Rogoselo Kec. Doro Kab. Pekalongan
Prestasi belajar IPA pada umumnya saat ini mengalami penurunan atau rendah. Berdasarkan hasil observasi, penurunan atau rendahnya prestasi belajar siswa bidang sains tersebut secara umum disebabkan oleh beberapa faktor dalam pembelajaran seperti metode yang yang digunakan monoton, hampir tanpa variasi kreatif dan konvensional, dan juga anggapan siswa bahwa IPA adalah pelajaran yang menakutkan.selain itu guru dalam pembelajarannya kurang mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide kompetensi dasar. Padahal salah satu aspek penting dalam pengajaran adalah agar siswa mampu mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajari dalam berbagai keterampilan serta mampu menggunakan untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Pada kenyataannya, proses pembelajaran yang terjadi di kelas IV SDN 02 Rogoselo Kecamatan Doro Kab. Pekalongan hasilnya belum maksimal. Hal ini terjadi karena ada pola pikir atau mind set yang salah dan seolah menjadi hal yang di maklumi secara umum. Selama ini proses pembelajaran lebih banyak bersifat konvensional yang cenderung membuat siswa jenuh dan membuat siswa merasa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kondisi tersebut, perlu penerapan model pembelajaran baru sehingga siswa memahami materi dengan mudah.
Joyce & Weil dalam Rusman (2018:144) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau lingkungan belajar lain. Salah satunya adalah dengan penerapan Teams Games Tournaments (TGT). TGT merupakan model pembelajaran kooperatif berbentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-5 siswa dalam setiap kelompoknya. Pembagian kelompok ini dilakukan secara heterogen terdiri atas siswa dengan latar belakang yang berbeda misalnya dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras atau warna kulit. Setelah terbentuk kelompok kemudian siswa berserta kelompoknya melakukan proses pembelajaran. Dalam kelompok kecil tersebut siswa diberi latihan soal, dari perolehan skor awal ini akan membawa siswa dalam pembentukan kelompok berikutnya. Pembagian kelompok yang kedua ini berdasarkan skor awal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Perolehan skor yang pertama dijumlahkan dengan skor yang kedua dan menjadi skor masing-masing siswa dalam setiap kelompoknya (Slavin, 1995). Model Pembelajaran TGT adalah peserta didik memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka (Rusman ,2014)
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model Team Game Tournament adalah pembentukan kelompok heterogen, pemberian informasi oleh guru, kegiatan kelompok,dan pemberian penghargaan.
Pada Pembelajaran dengan model pembelajaran TGT di kelas IV SDN 02 Rogoselo Mata Pelajaran IPA materi Perubahan Wujud dikatakan berhasil karena memenuhi kriteria,yaitu saat proses belajar mengajar perhatian siswa terfokus pada pembelajaran, diskusi kelompok berjalan hidup dengan semua siswa aktif, Proses pembelajaran suasananya nyaman dan menyenangkan, proses tanya jawab juga semua berperan, dan yang tak kalah pentingnya siswa berani mempresentasikan hasil diskusinya. Dan hasil belajar dari seluruh siswa yang memperoleh nilai melebihi KKM di atas 85 persen.
Berdasarkan hasil praktik baik model pembelajaran TGT, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, Guru harus berani melakukan inovasi model pembelajaran yang menyenangkan, belajar sambil bermain yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Siswa diharapkan untuk lebih termotivasi belajar dengan pengalaman yang menyenangkan. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan tahan lama (tidak mudah lupa) serta lebih bermakna.
tribunjateng.com
Peningkatan Kemampuan Berwudu dengan Menggunakan Metode Praktik |
![]() |
---|
Menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengasah Keterampilan Statistika Siswa |
![]() |
---|
Mengembangkan Divergen dalam Kosa Kata |
![]() |
---|
Peta Konsep Dalam Kreasi Belajar Inovatif |
![]() |
---|
Ebadu Learning Membuat Nyaman Dalam Pembelajaran Sejarah Pasca Pandemi |
![]() |
---|