Sebatang Kara tak Ada yang Rawat, Yatim Piatu di Sukoharjo Dilarikan ke RS, Diduga Korban Kekerasan

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Seorang penyandang disabilitas di Kecamatan Sukoharjo diduga menjadi korban kekerasan hingga dirawat di RSUD Ir. Soekarno. 

Camat Sukoharjo Kota, Havid Danang Purnomo Widodo, mengungkapkan, FT merupakan anak yatim piatu. 

Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Sedangkan saudara-saudaranya tidak ada yang merawat. Akhirnya ia hidup sebatang kara.

Baca juga: Sekda Riau Sebut Istrinya Pakai Tas KW dan Cuma Numpang Foto di Resto Mahal, Ini Daftar Kekayaannya

Baca juga: Alshad Ahmad Duda? Cek Jadian dengan Tiara Andini Hingga Kelahiran Diduga Sang Anak dengan Nissa

“Sebatang kara dia, keluarga tidak ada yang mau merawat. Akhirnya ada kesepakatan di RT, dirawat warga dengan sistem piket. Tapi lama-lama jengah. Akhirnya, diserahkan ke pemerintah,” kata Havid, Selasa (21/3/2023) 

Dinas Sosial lalu melakukan intervensi dengan membawa FT  ke panti.

Namun belakangan ia dikembalikan ke rumah. 

Hingga ada warga Solo yang tidak memiliki rumah bersedia merawat FT.

Kesepakatan dengan warga, perawat akan diberi sebagian kepemilikan dari rumah FT. 

Namun belakangan warga menduga ada itikad kurang baik dari perawat FT.

Akhirnya, hasil koordinasi dengan Kelurahan dan Dinas Sosial, FT sempat mau dibawa lagi ke panti. 

"Namun kok ada kejadian ini, padahal panti yang di Semarang sudah siap, tinggal mengantar saja,” kata Havid.

Pada Jumat (17/3), kata Havid, pihaknya menerima laporan dari warga, FT mengalami kondisi yang memprihatinkan.

Kedua matanya lebam, juga ada luka mirip bekas sayatan di punggung.

Kemudian pada Sabtu (18/3), ia langsung di bawa ke RSUD Ir. Soekarno untuk dirawat.