Berita Sukoharjo

Ada Demplot Peduli Stunting di Desa Mranggen Sukoharjo, Berhasil Turunkan Kasus  

Pemkab Sukoharjo menjadikan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas karena mengancam  kualitas sumber daya manusia

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Istimewa
Demplot Peduli Stunting Kodim 0726 Sukoharjo di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto dikunjungi Komandan Pusat Teritorial TNI AD (Danpusterad), Letjen TNI Teguh Muji Angkasa, Selasa (21/3/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Pemkab Sukoharjo menjadikan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas karena mengancam  kualitas sumber daya manusia.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan kasus stunting pada tahun 2024 stunting di Indonesia turun di angka 14 persen. 

“Stunting menjadi permasalahan yang harus dihadapi dan ditanggulangi secara terpadu dan terintegrasi melalui kolaborasi semua pihak, pemerintah, pengusaha swasta, tokoh agama, tokoh masyarakat dan keluarga, "katanya, Rabu (22/3/2023) 

Bupati mengatakan, selama ini berbagai upaya dilakukan Pemkab Sukoharjo dengan berbagai pihak dan stakeholder terkait dalam rangka penurunan stunting. 

Salah satunya bersama dengan Kodim 0726 Sukoharjo, yaitu dengan mendirikan Demplot Stunting di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto.

Demplot Peduli Stunting Kodim 0726 Sukoharjo di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto telah mendapat kunjungan Komandan Pusat Teritorial TNI AD (Danpusterad), Letjen TNI Teguh Muji Angkasa, Selasa (21/3/2023). 

Danpusterad Letjen TNI Teguh Muji Angkasa mengapresiasi Kodim 0726 Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, masyarakat dan semua pihak yang telah berkolaborasi untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera dalam upaya pencegahan serta percepatan penurunan angka stunting di Sukoharjo.

Ia mengatakan, sejak Demplot dimulai bulan Januari lalu, sudah ada penurunan kasus. 

"Dari awal demplot sebanyak 100 kasus stunting berhasil diturunkan menjadi 59 kasus. Penurunan kasus dilihat dari adanya penambahan berat badan balita yang dilakukan pendampingan,” terangnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang tidak bisa disampingkan, yakni stunting yang merupakan gangguan pertumbuhan pada anak akibat asupan gizi kurang tepat di masa kehamilan maupun setelah melahirkan. 

Faktor tersebut adalah sosial budaya berupa tradisi dan kebiasaan dalam pola pengasuhan yang kurang baik dalam keluarga.

“Pola asuh tersebut meliputi kemampuan untuk menyiapkan waktu, dukungan dan perhatian dalam pemenuhan kebutuhan, baik secara fisik, sosial dan mental anak dalam keluarga,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved