Ramadan 2023

Berkunjung ke Museum Jenang Kudus, Ada Koleksi Alquran Unik dan Kaligrafi Menarik

Museum Jenang dan Edukasi Gusjigang di Kabupaten Kudus barangkali bisa menjadi referensi kunjungan saat Ramadan.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Catur waskito Edy
Rifqi Gozali
Pengunjung tengah melihat koleksi Alquran di Museum Jenang Kudus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Museum Jenang dan Edukasi Gusjigang di Kabupaten Kudus barangkali bisa menjadi referensi kunjungan saat Ramadan.

Museum yang terletak di Jalan Sunan Muria Nomor 33 tersebut bisa juga menjadi rujukan belanja sebab di lantai dasar merupakan pusat oleh-oleh jenang yang diproduksi Mubarokfood.

Untuk museum berada di lantai dua atau di atas pusat belanja. Setiap pengunjung hanya cukup membayar Rp 10 ribu untuk masuk museum.

Seperti dengan namanya, di Museum Jenang pengunjung bisa menyaksikan bagaimana jenang diproses termasuk lengkap dengan sejarah Jenang Mubarok yang paling terkenal di Kudus yang kini sudah turun temurun sampai ke generasi ketiga.

Muhammad Hilmy sebagai generasi ketiga yang kini menjadi penerus Jenang Mubarok

"Museum ini merupakan bentuk rasa syukur atas capaian Mubarokfood yang sudah berusia lebih dari 1 abad. Didirikan sejak 2017 dan sampai sekarang terus kami kembangkan," kata Muhammad Hilmy.

Di Museum Jenang tersebut pengunjung tidak hanya bisa mengetahui sejarah jenang, tapi juga bisa menjumpai puluhan koleksi Alquran unik.

Ada bermacam koleksi Alquran yang berusia tua, ada juga Alquran yang berukuran kecil dari Istanbul. Untuk membacanya harus menggunakan kaca pembesar.

Yang tidak kalah menarik, pengunjung juga bisa melihat koleksi Alquran yang usianya  lebih dari tiga abad.

Alquran tersebut terlihat sudah sangat rapuh, oleh karenanya pengelola sangat hati-hati dalam menjaga dan menyimpan koleksi tersebut.

Untuk melengkapi keunikan koleksi Alquran, di museum tersebut juga terdapar koleksi Alquran yang ditulis di atas lontar.

Saking tuanya sampai tulisannya tampak begitu pudar. Kemudian ada juga Alquran yang ditulis di atas lembaran kulit sapi.

Kemudian yang terbaru, Museum Jenang baru-baru ini merilis Galeri Kaligrafi. Di Galeri tersebut pengunjung bisa menyaksikan 30 kaligrafi yang dipajang apik di dinding.

Paduan warna dan metode penulisan kaligrafi yang terdiri atas kaligrafi tsuluts,  naskhi, dan diwani bisa membuat pandangan mata kian dimanjakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved