Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembunuhan Berantai Dukun Banjarnegara

Fakta-fakta Pembunuhan Berantai Dukun Mbah Slamet Banjarnegara, Promosi di Facebook

Kasus pembunuhan berantai seorang dukun pengganda uang di Banjarnegara Jawa Tengah menemui babak baru. Sedikitnya 10 mayat ditemukan terkubur di sebu

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
Proses evakuasi korban-korban pembunuhan yang dilakukan seorang 'dukun' pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023). Dalam evakuasi terdapat 10 kantung jenazah korban dan proses penyelidikan masih dilakukan terkait adanya potensi penambahan korban lain. 

Fakta-fakta Pembunuhan Berantai Dukun Mbah Slamet Banjarnegara, Promosi di Facebook

TRIBUNJATENG.COM - Kasus pembunuhan berantai seorang dukun pengganda uang di Banjarnegara Jawa Tengah menemui babak baru.

Sedikitnya 10 mayat ditemukan terkubur di sebuah kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023).

Pembunuhan itu terungkap berkat pesan WhatsApp korban terakhir berinisial PO kepada anaknya, GE.

Berikut fakta-fakta pembunuhan berantai dukun pengganda uang Tohari alias Slamet :

1. Terungkap berkat pesan Whatsapp korban ke anak

 Sebelum tewas dibunuh Tohari (45) dukun pengganda uang asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, korban PO (45) sempat mengirin pesan kepada anaknya.

Pesan itu mengisyaratkan kalau ia memang sudah curiga akan ada peristiwa yang menimpanya.

Korban diketahui sampai di Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023) menggunakan kendaraan wuling hitam.

Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah whatsapp yang isinya sebagai berikut: 

"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," kata SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.

Kemudian pada Jumat (24/3/2023) komunikasi sudah tidak terhubung dan hp dari korban sudah tidak aktif. 

2. Mbah Slamet Kesal Ditagih

Tohari alias Mbah Slamet kesal kepada korban yang kerap menagih hasil penggandaan uang.  Korban telah menyetorkan uang Rp 50 Juta pada Juli 2022 dan dijanjikan akan menjadi Rp 5 Miliar.

3. Anak Korban Sempat Temani Ayahnya 

Berdasarkan pengakuan dari GE anak PO,  pada Juli 2022, ia diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan pelaku TH alias Mbah Slamet di Wonosobo.

Sesampainya di Wonosobo mereka bertemu dengan Mbah Slamet dukun pengganda uang yang dimaksud.

Ketika sampai di Wonosobo Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.

Di rumahnya itu korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang.

Selepas itu korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.

Hingga pada Senin (20/3/2023)  korban datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara sendiri tanpa ditemani anaknya. 

4. Tewas Diracun

Mbah Slamet ini merasa kesal karena ditagih terus oleh korban terkait penggandaan uang yang dijanjikan. Pelaku akhirnya meracuni korban.

"Pelaku kesal kemudian memberikan minuman potas kemudian membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa.  Selain itu Slamet takut akan dilaporkan hingga korban akhirnya diracun," terangnya.

5. Ditemukan 10 Mayat korban Mbah Slamet

Sedikitnya 10 mayat ditemukan terkubur di lahan milik pelaku pada Senin (3/4/2023). Beberapa mayat terkubur dalam satu lubang.

6. Promosi di Facebook 

Mbah Slamet memiliki tangan kanan bernama BS.

BS inilah yang mengupload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar.

"Akhirnya BS mempertemukan antara korban PO dan Mbah Slamet," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto kepada Tribunbanyumas.com, saat konferensi pers Senin (3/4/2023). 

7. Jadi Dukun Pengganda Uang Sejak 5 Tahun

Mbah Slamet diketahui sudah menjadi dukun pengganda uang sekitar 5 tahun.

"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp5 miliar.

Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp40 juta sampai yang Rp50 juta," terangnya.

Agar para korban percaya, tersangka juga sempat memberikan uang pada korbannya Rp11 juta sebagai hasil penggandaan.

Uang tersebut lantas dipakai untuk bayar hutang.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved