Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Optimalkan Hasil Belajar Sejarah dengan Croosword Puzzle

Mata pelajaran Sejarah merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial.

Editor: galih permadi
IST
Sri Hanjati, S.Pd., SMKN 1 Pemalang Kabupaten Pemalang 

Oleh: Sri Hanjati, S.Pd., SMKN 1 Pemalang Kabupaten Pemalang

Mata pelajaran Sejarah merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Dimana pembahasan didalamnya merupakan kejadian pada masa lampau yang syarat akan nilai untuk generasi muda kedepan. Pembelajaran sejarah di sekolah masih banyak yang menggunakan metode ceramah. Keterampilan mengajar dengan metode ceramah dapat berakibat pada rendahnya keaktifan belajar siswa pada proses belajar. Hal ini jika berlangsung lama akan menimbulkan kebosanan siswa terhadap materi pelajaran. Supaya siswa aktif dan kreativitas guru meningkat, dalam proses belajar mengajar pembelajaran sejarah pada materi proses masuknya Islam di Indonesia kelas X SMK Negeri 1 Pemalang menggunakan metode croosword puzzle atau teka- teki silang.

Penulis menerapkan metode pembelajaran croosword puzzle (teka- teki silang) dengan harapan siswa dapat aktif dan kreatif. Sehingga menimbulkan tingkat pemahaman dan penguasaan materi pelajaran sejarah dan tidak menimbulkan rasa bosan sehingga ada kesan santai namun serius didalam kegiatan pembelajaran di kelas X yang ada di SMK Negeri 1 Pemalang. Untuk kurikulum yang sudah dijalani hampir satu tahun ini di SMK Negeri 1 Pemalang adalah kurikulum merdeka. Dalam kurikulum ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mencanangkan program merdeka belajar. Dalam program merdeka belajar, antara siswa dan guru bebas berinovasi untuk meningkatkan kualitas belajar. Diharapkan dengan metode ini siswa antusias dalam mengikuti pelajaran sejarah.

Menurut Hisyam Zaini (2008:71) croosword puzzle (teka- teki silang), adalah suatu model pembelajaran yang menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahkan pembelajaran dengan cara ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal. Metode croosword puzzle (teka- teki silang) yang diterapkan di kelas X, guru mengajak siswa untuk aktif dan saling bekerja sama dengan teman. Dengan menyusun kata-kata (huruf) sesuai pertanyaan dibutuhkan konsentrasi dan juga kerjasama antarsiswa.

Adapun langkah-langkah pembelajaran model croosword puzzle di kelas X adalah guru memberikan informasi kepada siswa bahwa mereka menyusun media puzzle dengan materi tentang proses masuknya Islam di Indonesia. Sebelumnya guru membuat croosword puzzle di kertas karton lalu dibuat kotak-kotak dengan ukuran 4 x 4 cm disusun dan disesuaikan dengan jumlah isian kotak sesuai dari pertanyaan yang diberikan guru. Kemudian guru membuat pertanyaan disesuaikan dengan jumlah isian kotak-kotak yang sudah disediakan. Isian di kotak-kotak tersebut diberi nomor sesuai pertanyaannya mendatar atau menurun. Lalu guru membuat kotak berbentuk persegi dengan ukuran 4 x 4 cm kemudian digunting dan ditulis huruf. Dengan harapan siswa dapat mencari kata-kata atau istilah dari potongan-potongan kertas berukuran 4 x 4 cm bertulis huruf tadi yang berhubungan dengan proses masuknya Islam. Selanjutnya guru memberikan satu persatu amplop kepada siswa yang berisi potongan-potongan puzzle berisi huruf-huruf yang nanti akan dirangkai menjadi kata oleh setiap siswa sesuai dengan pertanyaannya. Siswa diberi waktu untuk menyelesaikan menyusun puzzle dan ditempelkan dikotak sesuai pertanyaannya. Di akhir pembelajaran, penulis sebagai guru sejarah memberikan motivasi bagi siswa yang berhasil menyusun huruf menjadi rangkaian kata. Dan memberikan kesempatan ke semua siswa untuk bisa berperan aktif dalam pembelajaran.

Meskipun metode ini sangat sederhana namun bagi penulis sangat bermanfaat untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sejarah dan terkesan tidak menghafal. Metode croosword puzzle (teka- teki silang) sangat cocok digunakan untuk kelas X di SMK Negeri 1 Pemalang karena memiliki beberapa kelebihan. Antara lain siswa termotivasi mengikuti pelajaran, sehingga hasil belajar sejarah lebih optimal.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved