Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Citizen Journalism

Leker Paimo dan UMKM Pangan

Suatu siang di tahun 2016, sepulang menjemput sekolah di SMAN 1 Semarang, 2 putri kami mengajak membeli Leker Paimo.

Editor: rustam aji
zoom-inlihat foto Leker Paimo dan UMKM Pangan
dok. pribadi
Leker Paimo

Pelanggan Leker Paimo tidak terbatas anak sekolah. Banyak karyawan, pegawai bahkan bos-saudagar yang menjadi konsumennya. Jika dahulu semua pekerjaan dilakukan berdua dengan istri, sekarang dibantu 4 orang pekerja yang menemani.

Sungguh sebuah potret kesederhanaan pelaku UMKM dalam menjemput rejeki dari Allah, namun mewah dalam berbisnis secara mandiri, merdeka dan bahagia.

Nasabah Prioritas

Suatu siang di tahun 2022 pasca pandemi Covid-19 mereda. Sebagaimana biasa istri kulakan di salah satu supplier Semarang.

Koh Wie adalah produsen pakaian anak-anak. Produknya sudah merambah mal dan berbagai "Pasar Slompretan", sebutan untuk Pasar Induk Garmen di Jakarta, Surabaya dan Solo. Sudah 16 tahun istri kami menjadi mitra bisnis beliau.

"Piye kabare, anak-anak wis dho rampung sekolahe (gimana kabarnya, anak-anak sudah selesai kuliahnya)", sapa Koh Wie.

"Alhamdulillah koh, tinggal 2 putri. Nyuwun pangestune tahun ngajeng badhe wisuda (Alhamdulillah tinggal 2 putri. Minta doanya tahun depan bisa wisuda)", jawab istri kami.

"Tak dongakke mugo-mugo rampung kabeh. Piye isih sok tuku leker nang Paimo (Tak doakan semoga segera selesai. Gimana masih suka beli leker Paimo)" tanyanya.

"Kadang koh, menawi kepengin (Kadangkala jika kepengin)", jawab istri.

Sebagai sesama pelanggan Leker Paimo, tentu koh Wie dan istri memiliki 'sense of taste' yang sama jika bicara soal leker. Bedanya yang satu produsen industri sandang, sementara istri pelaku UMKM sandang.

"Wingenane aku ketemu Paimo ning bank. Paimo iku penabung prioritas, yen aku debitur prioritas (dua hari lalu ketemu Paimo di bank. Paimo itu penabung prioritas, kalau saya debitur prioritas)" ujarnya sambil tersenyum.

Sebagaimana kita tahu dalam layanan perbankan, seorang disebut dan diberi fasilitas Prioritas manakala memiliki simpanan (tabungan/deposito) diatas Rp 500 juta, atau menerima fasilitas pinjaman minimal Rp 1 Miliar.

Saya jadi teringat apa yang pernah disampaikan almarhum Adi Sasono, Menteri Koperasi dan UKM era Presiden Gus Dur : "Jangan menaruh ayam dan musang dalam satu kandang".

UMKM jangan pernah dijadikan "satu kandang" dengan Usaha Besar. Disinilah pentingnya Pemerintah selaku regulator dan otoritas yang mengatur, memfasilitasi dan melindungi semua pelaku usaha agar bisa bersinergi. Tidak perlu mematikan usaha besar, namun jangan sampai meminggirkan dan menyengsarakan usaha mikro, kecil dan menengah.

Betapapun pemerintah harus mampu menciptakan iklim dan ekosistem bisnis yang baik. Sudah saatnya mewujudkan amanat konstitusi yang menyatakan : "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan". Mari berkolaborasi dan bersinergi mewujudkan kemandirian ekonomi kerakyatan dan keumatan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Wallahua'lam

Weleri, 5 April 2023

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved