Citizen Journalism

Leker Paimo dan UMKM Pangan

Suatu siang di tahun 2016, sepulang menjemput sekolah di SMAN 1 Semarang, 2 putri kami mengajak membeli Leker Paimo.

Editor: rustam aji
Leker Paimo dan UMKM Pangan
dok. pribadi
Leker Paimo

Khafid Sirotudin, Pemerhati Pangan dan Pelaku UMKM

TRIBUNJATENG.COM - Suatu siang di tahun 2016, sepulang menjemput sekolah di SMAN 1 Semarang, 2 putri kami mengajak membeli Leker Paimo.

Awalnya istri tidak menyangka jika harus rela mengantri 30-60 menit untuk mendapatkan kue leker yang banyak digandrungi remaja kota Semarang.

Bayangan awal kue leker hanyalah kue yang dibuat dari adonan terigu, gula, margarin dengan isian atau topping pisang, keju maupun coklat. Harganyapun pasti tidaklah mahal sesuai isi uang saku anak sekolah.

Ternyata dugaannya meleset dan tidak seperti yang diperkirakan. Ada 20-an lebih aneka topping dengan harga bervariasi, dari Rp 1.500 sampai Rp 20.000-an per buah.

Kue Leker Paimo berbeda dengan kue leker umumnya. Kata istri : "rasanya lebih 'nyamleng' dan lembut". Kamipun menjadi maklum jika akhirnya istri menjadi salah satu pelanggannya.

Saat ini, harga kue leker kaki lima Paimo sudah berubah. Seiring berubahnya harga berbagai bahan baku dan meningkatnya "brand loyalty" dari para pelanggan.

Harga paling murah Rp 3.000 dan paling mahal Rp 40.000 dengan topping telor, kornet, tuna, keju, mozarella. Sebuah harga yang hampir menyamai pizza hut, restoran bintang lima dari Itali.

Tiada Proses Instan

Leker Paimo hanyalah salah satu contoh pelaku UMKM Pangan dari 1,45 juta pelaku UMKM di Jawa Tengah. Provinsi dengan jumlah UMKM terbesar kedua setelah Jawa Barat, sebanyak 1,49 juta unit usaha berdasarkan Data UMKM Indonesia tahun 2022.

Sebagian besar UMKM bergerak di sektor pangan beserta derivatnya. Kita bisa melihat dan mengamati dari berbagai acara TV, Media OL yang menyajikan aneka rubrik dan tayangan kuliner.

Apa yang telah dicapai Leker Paimo tentu bukan sesuatu yang bisa diraih secara instan. Leker Paimo memulai usahanya sejak 1993, artinya sudah berjalan 30 tahun, hampir seusia Orde Baru.

Awalnya berjualan keliling dan sejak 1996 memilih mangkal di Jl. Karanganyar-Brumbungan Semarang. Setidaknya telah melewati krisis ekonomi moneter 1997-1998 dan pandemi Covid-19.

Dalam sehari Leker Paimo bisa menjual 1.000 leker dengan berbagai varian topping rasa. Silakan dihitung sendiri berapa perkiraan pendapatan yang bisa diperoleh sehari, sepekan, sebulan dan setahun.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved