Pembunuhan Berantai Dukun Banjarnegara
Jejak Para Korban Dukun Slamet, Theresia Pamit ke Banjarnegara Mau Ambil Dana, Ini Sosoknya
Ke-12 korban dibunuh Mbah Slamet setelah menagih uang yang dijanjikan Mbah Slamet dengan modus penggandaan uang
TRIBUNJATENG.COM - Polisi masih melakukan identifikasi terhadap para korban pembunuhan yang dilakukan Slamet Tohari alias Mbah Slamet sang dukun pengganda uang asal Banjarnegara.
Dukun Slamet membunuh korbannya dengan cara memberikan racun sianida.
Racun dicampurkan ke minuman sebagai bagian dari ritual.
Lima menit setelah meminum racun, para korban pun meninggal.
Baca juga: Jaket Pemuda Pancasila Jadi Bukti Kuat Identifikasi Korban Pembunuhan Dukun Banjarnegara
Baca juga: Pengakuan Mbah Slamet Tohari Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Bongkar Trik Gaet Calon Korbannya
Diketahui hingga kini ada 12 jasad yang ditemukan terkubur di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Mereka adalah para korban Mbah Slamet.
Ke-12 korban dibunuh Mbah Slamet setelah menagih uang yang dijanjikan Mbah Slamet dengan modus penggandaan uang.
Hingga kini, empat korban pembunuhan telah terindentifikasi, sementara delapan korban lain masih belum terungkap identitasnya.
Empat korban yang telah teridentifikasi sesuai rilis Polda Jateng masing-masing adalah:
1. Paryanto (53), laki-laki asal Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
2. Irsad (43), laki-laki asal Desa Tanjung Rejo Rt. 1/IV Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
3. Wahyu Triningsih (40), perempuan, merupakan istri Irsad.
4. Mulyadi Pratama (46), laki-laki asal Desa Siring Agung Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Sementara itu ada dua korban diketahui merupakan ibu dan anak yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah yakni, Theresia Dewi (47) dan anaknya Okta Ali Abrianto.
Sejumlah barang yang terkubur di dalam liang lahat diyakini milik warga Mertoyudan, Magelang tersebut.
Kakak Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan (64), mengungkapkan ibu dan anak tersebut menghilang setelah pergi dari Salatiga pada November 2021 lalu.
Saat di Salatiga, Theresia Dewi ditemani dua anaknya, Okta Ali Abrianto dan Claudy.
Theresia Dewi kemudian berpamitan kepada Claudy akan pergi ke Banjarnegara ditemani Okta Ali Abrianto.
"Kemudian mereka (kedua korban) berpamitan ke Claudy, pamit pergi ke Banjarnegara katanya mau ambil dana (uang)."
"Mereka berangkat ke Banjarnegara naik mobilnya Honda Mobilio," ungkapnya, Sabtu (8/4/2023) dikutip dari TribunJogja.com.
Sejak saat itu, pihak keluarga mengaku kehilangan kontak ibu dan anak itu.
Setelah kasus penemuan 12 jasad korban pembunuhan Mbah Slamet, pihak keluarga menduga Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto menjadi korban.
Yusuf Edi Gunawan merasa yakin karena terdapat sejumlah barang yang ditemukan di liang lahat korban seperti jam tangan, jaket, dan kunci mobil.
"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis nama Okta."
"Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui, masih dalam penyelidikan," sambungnya.
Ia mengaku telah melakukan tes DNA untuk dicocokkan dengan jasad Theresia Dewi.
Sedangkan jasad Okta Ali Abrianto dicocokkan DNA dengan ayah kandung korban.
"Saya ke sana diambil sampel DNA-nya. Sedangkan untuk Okta, Bapaknya (suami pertama Theresia Dewi) sudah diambil tes DNA nya juga, kemarin Sabtu," tandasnya.
Menurut Yusuf, adiknya yang bekerja sebagai kontraktor sempat mengalami masalah keuangan karena tidak memiliki suami.
"Memang sempat kesulitan keuangan, apalagi korban ini sudah sendiri. Korban menikah dua kali, namun keduanya sudah bercerai."
"Saya juga tidak mengetahui dan kenal dengan dukun pengganda uang itu," pungkasnya.
Sosok Theresia Dewi
Yusuf menuturkan sang adik yang bekerja sebagai kontraktor, selama ini cukup kesulitan menangani masalah keuangan lantaran statusnya sebagai orang tua tunggal.
Meski demikian, Yusuf tak tahu pasti masalah keuangan yang dihadapi oleh Theresia.
"Memang sempat kesulitan keuangan, apalagi korban ini sudah sendiri. Korban menikah dua kali, namun keduanya sudah bercerai."
"Saya juga tidak mengetahui dan kenal dengan dukun pengganda uang itu," katanya.
17 Laporan Orang Hilang
Terkait kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi, berjanji pihaknya akan mengusut tuntas.
Pasalnya, pengakuan Mbah Slamet yang mengatakan sudah beraksi sejak 2020 sebagai dukun pengganda uang, dinilai mencurigakan.
Apalagi Mbah Slamet mengaku lupa siapa saja korbannya.
"Tetap kami lakukan pengembangan kasus karena kejadian ini sejak 2020."
"Sing mateni ae (yang membunuh saja) lupa, apalagi penyidiknya," ujar Luthi kepada TribunJateng.com, Kamis (6/4/2023).
"Penyidik kami harus aktif agar kasus ini tuntas terungkap," imbuhnya.
Hingga Kamis, sudah ada 17 laporan mengenai orang hilang yang masuk di Posko Pengaduan Korban Mbah Slamet.
Semua aduan orang hilang tersebut kini digeser dari Polda Jateng untuk ditangani Polres Banjarnegara.
Keluarga yang melapor nantinya akan diperiksa mulai DNA maupun tes pendukung lainnya.
"Sudah ada 17 laporan orang hilang di posko tersebut," kata Luthfi.
"Perlu kami cocokkan datanya apakah matching data korban Slamet Tohari dengan korban hilang yang dilaporkan," pungkasnya. (*)
Kabar Terbaru Pembunuhan Berantai Dukun Slamet Banjarnegara Segera Naik ke Pengadilan |
![]() |
---|
Babak Baru Kasus Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Bunuh 12 Orang, Sudah Tahap 2 |
![]() |
---|
Kronologi Kuwat Hilang 5 Tahun Lalu, Ternyata Jadi Korban Dukun Palsu Banjarnegara, Keluarga Syok |
![]() |
---|
Kuwat Santosa Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Sudah 5 Tahun Tinggalkan Rumah |
![]() |
---|
Lewat Tes DNA dan Tulang, 1 Lagi Korban Dukun Slamet Banjarnegara Teridentifikasi, Kuwat Asal Yogya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.