Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mengenal Tradisi Weh-wehan di Kabupaten Demak, Bertukar Makanan di Bulan Ramadhan

Memperingati malam ke-21 bulan suci Ramadhan warga Domenggalan, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah menggelar tradisi Weh Huwehan.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG/TITO ISNA UTAMA.
Suasana Weh Huwehan di Domenggalan, Keluarahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Memperingati malam ke-21 bulan suci Ramadhan warga Domenggalan, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah menggelar tradisi Weh Huwehan.

Diketahui, tradisi yang juga disebut weh wehan ini merupakan tradisi bertukar makanan yang disajikan di depan rumah masing-masing.

Makanan yang ditukarkan sesuai dengan ciri khas keluarga masing-masing.

Baca juga: Bibit dan Jago Syariah Gaungkan Gerakan Teruskan Bibit Kebaikan

Baca juga: Hasil Akhir Skor 1-1 Timnas U-22 Indonesia Vs Bhayangkara FC

Baca juga: Tampar dan Cekik Adik yang Tak Belikan Mi Instan untuk Sahur Jadi Penyebab Tewasnya Rivan

Tak hanya makanan saja, pantuan tribunjateng.com dilokasi, ada beberapa warga masyarakat yang menggunakan mainan ataupun balon untuk ditukarkan kepada warga masyarakat yang lain.

Momen Weh Huwehan biasa digelar selepas shalat Maghrib hingga menjelang Isya.

Biasanya acara ini hanya dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Demak saja, seperti di sepanjang Jalan Sampangan hingga Domenggalan, Kelurahan Bintoro, Demak.

Terlihat juga ketika tradisi dimulai, permukiman padat penduduk itu nampak semarak oleh lalu lalang masyarakat yang saling menyapa sambil menukarkan berbagai bentuk sajian.

Senyum ceria menghiasi raut setiap warga yang terlibat.

Di kanan kiri, terlihat juga balon warna-warni yang menambah ceria suasana yang juga biasa disebut malam likuran itu.

Warga masyarakat menyalankan kembang api terlebih dahulu sebagai tanda dimulai tradisi Weh huwehan.

Satu di antara tokoh masyarakat Domenggalan, Nur Hafidz mengatakan bahwa tradisi ini bertujuan untuk mempersatukan persaudaraan antar warga.

"Kalau perseptif kami mengkuatkan, mengakrabkan dan mempersatukan keluarga dengan keluarga yang lain," kata Nur Hafidz kepada Tribunjateng, Selasa (11/4/2023).

Ia menambahkan dengan ada kegiatan ini, setidaknya bisa mengenalkan dari rumah satu ke rumah lainnya.

Tradisi Weh Huwenan sudah dilakukan dari sejak lama dan hanya dilaksanakan ketika malam 21 bulan Ramadhan.

"Ini sudah lama dilakukan, karena jangan sampai keluarga yang ada di kota tidak seperti di Desa. Sehingga Weh Huwehan menjadi jalan utama untuk menyatukan visi maupun misi, itu terjadi di tanggal 21 ramadhan setiap tahunnya," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved