Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Apa itu Skizofrenia? Ini 3 Tipe Penyakit Skizofrenia dan Cara Pengobatannya

Apa itu Skizofrenia? Ini 3 Tipe Penyakit Skizofrenia dan Cara Pengobatannya

Penulis: non | Editor: galih permadi
SHUTTERSTOCK
Apa itu Skizofrenia? Ini 3 Tipe Penyakit Skizofrenia dan Cara Pengobatannya 

Apa itu Skizofrenia? Ini 3 Tipe Penyakit Skizofrenia dan Cara Pengobatannya

TRIBUNJATENG.COM - Apa itu skizofrenia? Berikut tiga tipe penyakit berserta cara pengobatannya.

Apa itu Skizofrenia?

Skizofrenia adalah gangguan mental yang harus dilakuakn pemeriksaan dan perawatan oleh dokter spesialis kejiwaan atau psikiater.

Seorang pernderita skizofrenia bisa mengalami gangguan aktivitas sehari-hari, seperti penurunan produktivitas kerja dan prestasi sekolah.

Dilansir dari Psikoislamedia Jurnal Psikologi, gejala utama yang muncul pada penderita skizofrenia adalah 4A.

Yaitu asosiasi, afek, ambivalensi, dan autisme.

Asosiasi adalah hubungan antara pikiran-pikiran menjadi terganggu atau asosiasi longgar.

Afek adalah respon emosional yang menjadi datar atau tidak sesuai.

Ambivalensi adalah individu yang merasakan ambivalen, yaitu benci sekaligus cinta, contohnya kepada pasangan.

Terakhir adalah autisme, yaitu penarikan diri ke dunia fantasi yang tidak terikat oleh prinsip logika.

Pasien dengan kondisi ini seringpula disertai gejala seperti terobsesi dengan kematian, sekarat, atau kekerasan.

Lalu, ia juga bisa merasa putus asa dan sering mengucapkan perpisahan yang tidak biasa.

Selain itu, pasien juga sering merasakan delusi, atau kondisi dimana ia memiliki keyakinan yang tidak masuk akal.

Misalnya ia memiliki keyakinan bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka,

ada yang mengendalikan pikirang mereka, dan orang lain berencana menyakiti mereka.

Penderita gejala berat ditandai dengan sulit membedakan alam nyata dan bayangan semata.

Ia terjebak dalam fantasinya sendiri dan sering marah atau mengamuk kepada orang sekitar.

Tipe-tipe Skizofrenia 

Secara umum, skizofrenia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu disorganisasi, katatonik, dan paranoid.

Tipe pertama adalah disorganisasi.

Penderita skizofrenia tipe ini menunjukkan perilaku yang kacau, pembicaraan tidak berhubungan atau tidak terorganisasi.

Tipe kedua adalah katatonik yang merupakan fase perlambatan aktivitas. Sedangkan yang terakhir adalah paraoid.

Tipe ini sering mengalami munculnya halusinasi yang menyebabkan munculnya kegelisahan atau ketakutan.

Penderita tipe paranoid akan merasakan kebesaran, kecemburuan, kegelisahan, dan kebingungan yang tidak realistis.

Mereka bisa berhalusinasi mendengar suara-suara yang tidak di dengar oleh orang lain.

Terapi bagi penderita skizofrenia harus didampingi oleh psiakiater.

Selain ditunjang obat-obatan, penting untuk pasien agar didukung oleh lingkungan sekitar, terutama keluarga dan teman dekat.

Stigma yang beredar di masyarakat adalah bahwa penderita tidak akan bisa hidup normal.

Padahal, walau penderita bisa menakutkan, ia tetap bisa memiliki kualitas hidup yang baik.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2017 menunjukkan bahwa pasien skizofrenia yang mendapat dukungan keluarga

dan orang-orang terdekat menunjukkan kondisi yang lebih stabil dan dapat berkomunikasi dengan normal.

Pasien yang telah sembuh tetap perlu didampingi karena angka relaps atau kekambuhan pada kasus skizofrenia mencapai 20-50 persen.

Peran keluarga pascaperawatan sangat penting untuk mengembalikan kemampuan sosial pasien. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved