Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Prof Kesi Ingin Lestarikan Nilai Budaya, Kenakan Kebaya Bersama dengan Ibu-Ibu BAUK USM

Prof Kesi menyatakan pihaknya ingin melestarikan nilai budaya, menjunjung tinggi etika dan budaya saling menghormati, mempertahankan budaya kolektif

Penulis: amanda rizqyana | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Amanda Rizqiyana
Puluhan ibu-ibu Biro Administrasi Umum dan Keuangan Universitas Semarang (BAUK USM) mengadakan pertemuan rutin pada Kamis (13/4/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bulan April selalu identik dengan perayaan Hari Kartini.

Pada Hari Kartini, selain menyimbolkan peran wanita yang mampu setara dalam hal pendidikan maupun aspek sosial lainnya, bulan ini juga menjadi momen mencintai budaya sendiri.

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Hj. Kesi Widjajanti, S.E., M.M., Ketua Pengurus Yayasan Alumni Universitas Diponegoro (Undip).

Ia menyatakan pihaknya ingin melestarikan nilai budaya, menjunjung tinggi etika dan budaya saling menghormati, dan mempertahankan budaya kolektif.

"Jadi kami akan tetap berpegang teguh, walaupun sudah maju, semangat Kartini bisa merasuk, namun tetap memiliki budaya sopan-santun dan unggah-ungguh," ujar Prof. Kesi.

Hal tersebut ia sampaikan dalam pertemuan rutin ibu-ibu Biro Administrasi Umum dan Keuangan Universitas Semarang (BAUK USM) pada Kamis (13/4/2023).

Peringatan Hari Kartini yang biasanya berlangsung 21 April, oleh pihaknya dilaksanakan lebih awal karena bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri.

Momentum peringatan hari lahir sosok pahlawan wanita Indonesia tersebut menjadi penguat nilai kebudayaan.

Untuk itu para ibu yang hadir di kesempatan kali ini diminta mengenakan kebaya dan jarik.

Baginya, kebaya merupakan identitas fesyen wanita di Jawa Tengah.

"Di seluruh Nusantara juga ada kebaya. Dengan mengunggulkan produk lokal, manusia akan menjadi kreatif dan inovatif, maka dapat meningkatkan daya saing," tambah Prof. Kesi.

Ia berharap, kebaya tak hanya dicitrakan sebagai pakain formal generasi tua, namun juga menjadi kesukaan generasi muda, agar tidak punah.

Adapun refleksi USM di peringatan Hari Kartini bagi seluruh wanita ialah adanya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Penguatan SDM tersebut dapat memotivasi semangat juang wanita agar lebih produktif.

Selain itu, adanya pertukaran pengetahuan dari sesama wanita agar dapat mewujudkan keharmonisan dan kreativitas menuju USM Jaya.

Ferinda Handayani, S.TP., Laboran FTP USM menyatakan pertemuan rutin ibu-ibu di USM kerap dilaksanakan.

Pada momen ini, ia mengaku sebagai ibu dan juga pekerja, mendapatkan bimbingan dan berkonsultasi dengan sesama rekan kerja di USM.

"Tentu tidak mudah melaksanakan dua tanggung jawab sekaligus, sebagai ibu dan pekerja. Tapi bersama-sama kita saling dorong untuk memajukan wanita Indonesia," ujar Ferinda.

Sebagai wanita, ia merasa tak perlu lagi ada pembeda antara ibu rumah tangga dan ibu bekerja.

Apapun profesi dan kesibukan para ibu, mereka tetaplah para ibu yang bertanggung jawab pada keluarga.

"Menurut saya mau bekerja di kantor, berwirausaha, maupun wilayah domestik, semua sama, merupakan ibu dan wanita," tambah Ferinda.

Ia berharap kegiatan ini dapat mempererat persaudaraan para ibu di USM.

Sebelumnya, para ibu yang mengenakan kebaya dan kain jarik berfoto di kolam renang lantai 10 Menara USM Jalan Soekarno Hatta Kota Semarang.

Selanjutnya dilakukan diskusi di Ruang Teleconference lantai 8, dan berfoto di Kota Lama Kota Semarang. (arh)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved