Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Waspada! Covid-19 Subvarian Arcturus Masuk Indonesia, Epidemiolog: Dampaknya Terlihat 2 Minggu Lagi

Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus telah terkonfirmasi masuk Indonesia dan akan terasa dalam kurun waktu 2-3 minggu ke depan.

Editor: raka f pujangga
IMAGO / Christian Ohde
WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia memperhatikan varian Covid-19 baru yang dianggap mendorong lonjakan kasus baru di India, XBB.1.16 atau dijuluki "Arcturus 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus telah terkonfirmasi masuk Indonesia.

Diprediksi dalam kurun waktu 2 sampai 3 minggu ke depan dampak subvarian tersebut akan terlihat di tengah masyarakat.

Hal itu disampaikan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman agar kelompok rentan dapat mewaspadainya.

Baca juga: WAHO Peringatkan Waspada Mutasi Covid-19 Varian Baru XBB.1.16, Lebih Parah

"Subvarian Arcturus relatif baru sehingga dampak dia mengarah pada kelompok rawan ini masih akan kita lihat dalam katakanlah 2 sampai 3 minggu ke depan," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (14/4/2023).

Dicky menduga, subvarian Arcturus tidak akan menyebabkan gelombang baru Covid-19 seperti gelombang-gelombang besar sebelumnya.

Sebab, imunitas masyarakat saat ini sudah lebih kuat.

Subvarian tersebut diperkirakan akan meningkatkan reinfeksi kasus atau infeksi ulang terhadap orang-orang yang sebelumnya pernah terkena Covid-19.

Terutama, ke kelompok rawan seperti orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, lanjut usia (lansia), anak-anak usia di bawah lima tahun, petugas pelayan publik, hingga individu yang imunitasnya rendah karena belum divaksin.

"Risikonya mengarah pada kelompok-kelompok yang sangat rawan di masyarakat, yaitu orang yang dari sisi kondisi tubuh seperti lansia, komorbid, anak di bawah 5 tahun, atau ibu hamil," jelas Dicky.

Meski imunitas masyarakat sudah terbilang baik, menurut Dicky, subvarian Arcturus sangat mungkin menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 jika masyarakat tak menerapkan protokol kesehatan.

Situasi ini kian rawan mengingat pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak mewajibkan penggunaan masker di tempat terbuka.

Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk sadar diri memulai kebiasaan baru, menerapkan protokol kesehatan minimal menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.

"Bagaimana personal hygiene atau family hygiene, ini yang harus jadi perilaku baru," ujar Dicky.

Tak kalah penting, pemerintah diharapkan meningkatkan tes Covid-19 untuk mendeteksi kasus di masyarakat, serta mempercepat vaksinasi dan vaksin booster.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved