Pemilu 2024

Berharap Tak Ada Politik Identitas di Pemilu 2024, Gibran: Kita Capek Dikafir-kafirin Terus

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berharap pada pemilu 2024 mendatang tak ada lagi penggunaan politik identitas. Dia ingin agar pemilu mendatang b

Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Muhammad Sholekan
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat memberikan keterangan kepada wartawan usai dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Kamis (30/3/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berharap pada pemilu 2024 mendatang tak ada lagi penggunaan politik identitas. Dia ingin agar pemilu mendatang bisa merangkul semua kalangan.

"Harapannya (politik identitas) jangan seperti di 2019, 2014, kemarin lah. Kita juga sudah capek dikafir-kafirin terus. Kalau kita kan pengin merangkul semua," katanya dalam acara ROSI di KompasTV.

Gibran mengatakan bahwa perbedaan adalah hal yang lumrah di Indonesia.

"Ya yang namanya identitas, perbedaan, keberagaman, itu kan sebuah keniscayaan lah. Sebuah fakta ya. Dan Indonesia kan memang beda-beda kayak gini," ungkapnya.

Dia menilai perbedaan ini jangan sampai dimanfaatkan oleh orang-orang untuk tujuan politik.

"Dan yang paling harus kita hindari justru orang-orang yang memanfaatkan perbedaan ini untuk tujuan politik," tuturnya.

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menilai bahwa pemimpin politik sudah seharusnya mempersatukan.

"Namanya pemimpin politik kan bisa mempersatukan, bisa memecah belah. Ya tinggal dinilai sendiri saja, politik identitas itu yang mana. Silakan dinilai sendiri," kata Gibran.

Pada kesempatan itu, dia pun terus berusaha menjadikan Kota Solo sebagai tempat yang nyaman bagi semua agama.

"Kalau Solo sekarang semua event keagamaan kan kita naungi semua, kita rangkul semua. Kita inginnya semua rukun. Dan semuanya kita kasih ruang, kita kasih tempat untuk mengadakan acara keagamaannya masing-masing," kata Gibran.

Partai Islam Akan Meredup 2024

Di sisi lain, Partai Islam diprediksi akan meredup pada Pemilu 2024.Hal itu dikarenakan basis massa partai Islam mayoritas mengandalkan ormas Islam dalam menjaring suara.

Terlebih, partai Islam yang ikut dalam kontestasi politik masih mengandalkan kampanye konvensional.

Demikian dijelaskan Cahyo Seftyono, Peneliti Lembaga Sosial Riset dan Politik Balairung Network+, Jumat (14/4).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved