Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Sejarah

Menelusuri Jejak Syekh Hasan Munadi yang Hidup Sezaman Sunan Kalijaga di Ungaran

Mengunjungi Masjid Subulussalam Peninggalan Syekh Hasan Munadi judul_Humas Sebut Hasan Munadi Hidup Sezaman Sunan Kalijaga

Tribun Jateng/ Reza Gustav
Ribuan pengunjung mendatangi kawasan Waliyullah Kyai Hasan Munadi di daerah Nyatnyono, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang pada Kamis (21/4/2022) malam. 

TRIBUNJATENG.COM -- Di Ungaran Barat terdapat masjid tua bernama Subulussalam. Ada empat pilar kayu jati kuno yang merupakan bagian dari saksi sejarah pembangunan masjid tersebut oleh Syekh Hasan Munadi yang hidup sezaman Raden Fatah dan Sunan Kalijaga.

Desa Nyatnyono di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang menjadi satu di antara saksi jejak penyebaran Islam di Jawa Tengah.

Syekh Hasan Munadi, merupakan tokoh pendakwah yang konon hidup sezaman dengan Raden Fatah dan Sunan Kalijaga pada masa Kesultanan Demak Bintoro.

Makam Syekh Hasan Munadi berada di Desa Nyatnyono dan hingga kini masih dirawat dengan baik oleh masyarakat setempat.

Makam tersebut terletak di kawasan dataran tinggi, di dalam bangunan serta cungkup.

Cungkup untuk makam tersebut diyakini merupakan bahan kayu Jati asli sejak zaman dahulu.

Makam anak Syekh Hasan Munadi, yaitu Kyai Hasan Dipuro juga berada di dekatnya lantaran semasa hidupnya juga mensyiarkan agama Islam.

Pada momen-momen tertentu, misalnya malam Jumat atau selikuran pada 21 Ramadan, Makam Syekh Hasan Munadi dan anaknya dipadati ribuan peziarah.

Menurut penuturan Humas Pengurus Makam Waliyullah Hasan Munadi, Syekh Hasan Munadi merupakan seorang pendakwah yang datang dari Kerajaan Mataram pada sekitar tahun 1.400 Masehi.

“Jadi pada zaman dahulu masyarakat di sini tidak beragama, kemudian Hasan Munadi melakukan syiar hingga agama Islam tersebar,” ungkap dia ketika ditemui Tribunjateng.com, Rabu (5/4/2023).
Masjid Subulussalam

Selain melakukan syiar agama Islam di kawasan Ungaran dan sekitarnya tersebut, Syekh Hasan Munadi juga membangun masjid yang bernama Masjid Subulussalam. Masjid tersebut mengalami beberapa kali pemugaran sejak 1985 hingga tampilannya kini nampak modern.

Meskipun demikian, di dalam masjid tersebut, masih terdapat bagian-bagian yang asli, misalnya empat tiang (saka) cungkup, serta mimbar berbahan kayu.

“Empat tiangnya masih asli,” kata Amin, sapaannya.

Empat pilar tersebut berbalut ukiran bernuansa Majapahit yang masih berdiri tegak. Tampilannya nampak kontras dengan bangunan sekelilingnya.

Empat tiang itu bisa menjadi tanda bahwa masjid peninggalan Waliyullah Syekh Hasan Munadi merupakan masjid tua.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tiang itu diambil dari bahan-bahan yang dipersiapkan Walisongo untuk pembangunan Masjid Agung Demak.

Syekh Hasan Munadi yang sudah memutuskan menetap di kaki gunung Ungaran saat itu menyanggupi permintaan Sunan Kalijaga untuk membantu pembangunan Masjid Agung Demak.

Kemudian, Hasan Munadi meminta syarat bahwa satu di antara saka yang hendak dibuat untuk Masjid Agung Demak dikirim ke Ungaran.

Sebab, Hasan Munadi saat itu tengah membangun sebuah masjid untuk tempat pembelajaran agama Islam bagi masyarakat di kaki Gunung Ungaran.

Permintaan tersebut disanggupi Sunan Kalijaga dan para prajurit Kesultanan Demak Bintoro kala itu langsung dikirim ke kaki Gunung Ungaran. (Reza Gustav)

Baca juga: Ibu Korban Santri Asal Ngawi Tewas Diduga Dianiaya Senior di Ponpes Sragen Mengadu ke Hotman Paris

Baca juga: Hati-Hati Masuk Jalur Black Link Tol Boyolali! 11 Nyawa Melayang dalam 2 Hari

Baca juga: LIPSUS : Pengusaha Rental Mobil Menaikkan Tarif 200 Persen selama Libur Lebaran

Baca juga: Kontak Senjata TNI - KST Saat Pembebasan Pilot Susi Air, Pratu Arifin Gugur Jatuh ke Jurang 15 Meter

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved