Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kabupaten Semarang

Cerita Keluarga tentang Jumirah saat Membagi Uang Ganti Rugi Tol: Uang dalam Tas Kresek Dilempar

Sebelumnya, Jumirah (63) warga Dusun Balekambang Desa Kandangan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang itu menerima Rp 4 miliar sebagai gati rugi

Editor: muslimah
KOMPAS.com/Dian Ade Permana
Warga penggarap lahan Jumirah menceritakan uang yang diterima dalam proyek pengadaan tol Yogya-Bawen 

TRIBUNJATENG.COM - Certa soal ganti rugi uaang tol kebun dan tanah yang diterima Jumirah masih berlanjut.

Sebelumnya, Jumirah (63) warga Dusun Balekambang Desa Kandangan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang itu menerima Rp 4 miliar sebagai gati rugi.

Namun ia diminta mengembalikan Rp 1 miliar karena ada kesalahan.

Terbaru, keluarga besar menilai Jumirah tidak jujur.

Baca juga: Misteri Pembunuhan yang Korbannya Disebar di 3 Rumah Sakit Berbeda Diungkap Polisi, Motif Persaingan

Baca juga: Ari Wibowo Gugat Cerai Inge, Pengacara Cerita Kondisi Rumah Tangga Mereka: Sedih Sekali

Hal ini karena Jumirah tidak transparan dalam pembagian uang ganti rugi pengadaan jalan tol Yogya-Bawen.

Yamini, anak Suraji kakak ibu Jumirah, mengatakan dirinya mendapat Rp 140 juta.

"Uang diberikan oleh Nasrin, kakak Jumirah dalam tas kresek hitam. Itu diberikannya juga tidak sopan, dilempar saat di rumah banyak orang karena sedang ada acara," ujarnya, Senin (17/4/2023) di Balai Desa Kandangan.

Dia mengungkapkan, total ada enam orang yang mendapat pembagian uang ganti dari pengadaan jalan tol tersebut.

"Tanah itu milik keluarga besar, dari tiga bersaudara bapak saya, ibunya Jumirah, dan Mbah Raban. Enam orang itu semua mendapat Rp 140 juta per orang, kami semua ganti rugi lahan," kata Yamini.

Yamini mengaku tak mengetahui total uang yang didapat dari ganti rugi lahan seluas 3.433 meter persegi tersebut.

"Tahunya dapat Rp 4 miliar lebih ya baru-baru ini saja," jelasnya.

Sementara Muslimin, penggarap lahan Jumirah mengaku mendapat uang Rp 49 juta.

"Uang diberikan Nasrin, langsung diberikan tidak ada rinciannya. Saya menggarap lahan itu sudah lima tahun, sistem bagi hasil," ungkapnya.

Lahan tersebut digarap dua orang, yakni Muslimin dan Jumirah.

Muslimin memiliki 2.000 batang pohon, yakni 15 durian, 300 pisang dan sisanya pohon jati.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved