Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mudik Lebaran 2023

Kendaraan Yang Masuk Kota Semarang Sejak 19-24 April Hampir Tembus 1 Juta Unit

Tak jarang kemacetan terjadi di sejumlah titik, seperti di Jalan Semarang - Surakarta, Setiabudi hingga perbatasan Kabupaten Semarang

Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Budi Susanto
Arus lalulintas di perbatasan Kabupaten Semarang menuju Kota Semarang, Senin (24/4/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kendaraan masuk Kota Semarang jelang dan usai Lebaran hampir tembus di angka 1 juta unit.

Angka tersebut terdata pada monitor CCTV Pemkot Semarang pada 19 hingga 24 April 2023.

Dari pendataan tersebut Kendaraan roda dua masih mendominasi dengan angka 837.300 unit.

Sementara untuk kendaraan roda empat mencapai 136.700 unit atau 14 persen dari total 975.000 unit.

Hal tersebut membuat jalur non tol di Kota Semarang dipadati kendaraan dari berbagai daerah.

Baca juga: Arus Lalu Lintas di Depan Pasar Wisata dan Terminal Tawangmangu Karanganyar Padat Merayap

Baca juga: Dari Aceh Hingga Papua, Ribuan Orang Antusias Ikuti Open House Ganjar di Tawangmangu

Tak hanya jalan nasional, jalan alternatif penghubung antar kabupaten yang ada di Kota Semarang juga penuh sesak dengan kendaraan.

Tak jarang kemacetan terjadi di sejumlah titik, seperti di Jalan Semarang - Surakarta, Setiabudi hingga perbatasan Kabupaten Semarang.

Beberapa tanjakan yang ada juga menjadi momok menakutkan bagi para pengguna jalan.

Pasalnya, beberapa kendaraan mengalami kerusakan mesin saat melintas di tanjakan Gombel hingga di wilayah Banyuminik menuju perbatasan Kabupaten Semarang.

Meski demikian tidak ada insiden yang menelan korban pada arus mudik dan arus balik di jalur non tol Kota Semarang menuju Kabupaten Semarang.

Beberapa pengguna jalan mengaku, pejalan mudik hingga balik tahun ini sangat luar biasa.

Selain ramai, padatnya jalanan menjadi pengalaman tersendiri setelah pendemi beberapa waktu lalu.

"Memang macet tapi tahun ini seru. Tahun lalu saya dan keluarga tak mudik karena pendemi," paparnya Agus (42) warga Brebes yang melakukan perjalanan balik dari Karanganyar, Senin (24/4/2023).

Dituturkannya, ia sempat terjebak macet H-2 di Kota Semarang tepatnya di sekitar Kalibanteng.

Tak hanya itu, Agus juga terjabak kemecetanbdi perbatasan Kota Semarang - Kabupaten Semarang.

"Beberapa kali saya terjebak kemacetan saat menuju Karanganyar, tapi saat balik lancar," jelas Agus yang ditemui Tribunjateng.com di Jalan Semarang - Surakarta tepatnya di wilayah Banyumanik.

Terpisah Suryono (51) pemudik asal Sukoharjo yang hendak kembali ke Jakarta mengaku lebih senang menggunakan jalur alternatif.

Ia tak melintas di Jalan Semarang - Surakarta dan memilih melalui jalur Gunungpati - Ungaran.

"Dari Kendal saya ambil arah Boja lalu ke Gunungpati hingga ke Ungaran, lqncar-lancar saja saat berangkat beberapa waktu lalu," katanya.

Untuk pulang ke Jakarta, Suryono kembali melalui jalur Gunungpati menuju Kendal.

Pria 51 tahun itu berangkat dari Sukoharjo Senin (24/4) pagi dan sampai di wilayah Gunungpati siang hari.

"Kalau lancar besok sudah sampai Jakarta," imbuhnya.

Rekayasa Lalulintas No Tol

Antisipasi kepadatan arus lalulintas di jalur non tol, Dishub Kota Semarang mengarahkan pengguna jalan untuk melintasi jalur alternatif.

Hal itu guna mengurai kemacetan di jalan protokol yang ada di Kota Semarang.

Pasalnya Dishub Kota Semarang memprediksi pusat oleh-oleh dan lokasi ikonik yang ada dipadati oleh wisatawan baik jelang Lebaran hingga saat arus balik.

Berbagai persiapan juga telah dilakukan selain menyiagakan sekitar 300 personel, Dishub juga menyiapkan petunjuk jalan yang mudah dilihat oleh pengguna jalan.

53 CCTV yang terhubung pada ATSC juga dimanfaatkan oleh Dishub untuk memantau kepadatan arus lalulintas di jalanan Kota Semarang.

"Semua kami kerahkan untuk kelancaran arus mudik hingga balik," papar Kepala Dishub Kota Semarang Endro P Martanto.

Ditambahkannya, baik saat arus mudik dan balik, rekayasa lalulintas yang sudah diterapkan tetap diterpakan.

Meski demikian, kepadatan beberapa kendaraan di beberapa titik di dalam Kota Semarang tetap jadi fokus Dishub Kota Semarang.

"Selain pusat oleh-oleh di Jalan Pandanaran, kawasan Simpang Lima hingga Kota Lama Semarang jadi fokus kami," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved