Berita Kudus
Gelombang Panas Jadi Berkah Bagi Perajin Batu Bata di Kudus
Fenomena gelombang panas yang diresahkan oleh sebagian masyarakat ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para perajin batu-bata di Kabupaten Kudus.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Fenomena gelombang panas yang diresahkan oleh sebagian masyarakat ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para perajin batu-bata di Kabupaten Kudus.
Hal tersebut lantaran dalam proses pembuatan hingga pengeringan batu-bata sangat memerlukan panas terik matahari untuk membuat pengeringan batu-bata lebih cepat dalam meningkatkan produksi.
Seperti pada pusat perajin batu bata merah di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sejak pagi mereka peracin batu bata sudah disibukan untuk mencetak batu bata.
Kondisi fenomena alam gelombang panas yang terik akhir-akhir ini pun menjadi berkah tersendiri bagi mereka mengebut produktifitas.
Mohalisin, perajin batu bata, mengaku bersyukur kondisi panas terik membuat hasil batu bata yang baru dicetak cepat kering dibanding kondisi biasanya.
Menurut mereka, kondisi saat ini 3 hingga 4 hari sudah bisa kering dan siap disimpan untuk proses pembakaran. Jika kondisi normal biasanya membutuhkan waktu 5 hingga 7 hari kering sempurna untuk siap dibakar.
"Biasanya dirumah, karena panas ini kerja terus. Memaksimalkan kerjaan gak cuma saya yang lain juga," kata Mohalisin, Sabtu (29/4/2023).
Hal yang sama juga dikatakan, Zaenuri, menurutnya, jumlah pekerja cetak batu bata pada kondisi panas terik kali ini biasanya menambah tenaga kerja untuk percepatan produksi.
Setiap orang biasanya mampu mencetak hingga seribu batu bata merah setiap harinya.
"Cuacanya beneran panas ini, Pengeringan biasanya sekitar 4 sampai 5 hari, kalau kaya gini ya 3 hari. Tergantung pada cuaca panas," ungkap Zaenuri dengan senyum di wajahnya saat menjemur batu-bata setengah kering.
Mereka berharap, kondisi kali ini dapat terus berjalan cukup lama agar mereka para perajin batu bata dan pekerjanya dapat bekerja merup rejeki meski dibawah panasnya terik matahari.
"Bagi kami panas ini semoga jadi berkah cetak batu bata," ujarnya.
Sentra perajin batu bata di Desa Pasuruhan Lor mayoritas di jual dengan harga Rp 850ribu per seribu batang batu bata. Hasil kualitas yang sudah dikenal tak jarang batu bata tersebut jadi rujukan proyek bangunan di Kudus dan sekitarnya.
Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gelombang panas di Indonesia tidak seperti yang terjadi dibeberapa wilayah di Asia.
Suhu panas di Indonesia adalah fenomena akibat adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Potensi suhu udara panas itu dapat terjadi setiap tahunnya pada periode yang sama. (Rad)
Baca juga: 92 Balon Udara Ditambatkan di Stadion Hoegeng Pekalongan
Baca juga: Tribun Jateng Rayakan HUT ke-10 Secara Sederhana, Heru : SinergiTim demi Kemajuan Jawa Tengah
Baca juga: Ini Poin Utama Rekomendasi DPRD Blora Terhadap LKPJ Bupati Blora
Baca juga: Toni Dedola Suami Nikita Mirzani Bantah Bawa Kabur Gelang
Gelombang Panas
Perajin Batu bata di Kendal
Perajin Batu Bata Banjarnegara
tribun jateng
tribunjateng.com
1.300 Buku Dipajang untuk Pengunjung CFD Kudus |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Pantau Alumni Pelatihan DBHCHT |
![]() |
---|
Respons Warga Kudus Saat Harga Daging Ayam Tembus Rp 40 Ribu, Warga : Neng Ndas Kemut-kemut |
![]() |
---|
Disdukcapil Kudus Targetkan 5 Ribu Pemilih Pemula Lakukan Rekam E-KTP |
![]() |
---|
Menyruput Potensi Kopi Muria yang Dekat Dengan Makam Wali |
![]() |
---|