Berita Jateng
Mengenal Tradisi Syawalan di Jateng, Tiap Daerah Punya Ciri Khasnya yang Harus Dilestarikan
Meski di beberapa daerah istilah yang digunakan berbeda-beda, ada yang menyebutnya Syawalan, Kupatan, Lebaran Kupat, atau Sedekah Laut.
Asal Nama
Apalagi dalam pelaksanaan tradisi Syawalan juga ada perputaran ekonomi yang sangat tinggi.
Di wilayah pesisir misalnya, Syawalan tak hanya jadi sebuah pesta. Tradisi tersebut memiliki nalar kebudayaan yang melatarbelakanginya.
Selain ini juga memiliki makna luhur bagi orang-orang yang hidup di dalamnya.
Sebagai informasi, Istilah Syawalan berasal dari kata Syawal, nama salah satu bulan pada kalender Islam atau tahun Hijriah.
Disebut dengan istilah Syawalan karena tradisi tersebut dilaksanakan pada bulan Syawal, yaitu pada satu pekan setelah hari raya Idul Fitri.
Perayaan Syawalan dijadikan momentum untuk menjalin silaturahmi dan kumpul dengan sanak keluarga yang tinggal di tempat jauh.
Syawalan masih terkait dengan hari raya Idul Fitri yang biasanya disebut Bada Kupat atau Hari Raya Ketupat.
Namun di wilayah pesisir Jawa, Tradisi Syawalan juga disebut sedekah laut.
Tradisi ini biasa dilakukan masyarakat pesisir Jawa misalnya di wilayah-wilayah pantai di Cilacap, Tegal, Pekalongan, Batang, Weleri, Kendal, Kaliwungu, Demak, Jepara, Kudus, Juwana, Pati, Rembang, dan sebagainya.
Ada juga yang menyebutnya tradisi kupatan. Tradisi kupatan berangkat dari upaya-upaya Walisongo memasukkan ajaran Islam.
Sebab, zaman dulu orang Jawa selalu menggunakan simbol-simbol tertentu, akhirnya Walisongo memanfaatkan cara tersebut, dan kupat serta janur sebagai simbol dari rasa syukur masyarakat atas segala pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa.
Bungkus ketupat yang terbuat dari anyaman daun kelapa yang masih muda ini melambangkan identitas warga pesisir yang banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa.(*)
Gubernur Ahmad Luthfi Jamin Tunjangan Perumahan Anggota DPRD Jateng Tidak Naik |
![]() |
---|
Mudahkan Layanan Masyarakat, Ahmad Luthfi Luncurkan Modernisasi Pembayaran Bus Trans Jateng |
![]() |
---|
Dorong Industri Otomotif, Pemprov Jateng Beri Diskon Pajak Kendaraan Hingga 50 Persen |
![]() |
---|
Umrah Kini Jadi Gaya Hidup Masyarakat Jawa Tengah, Kamila: Sudah Percaya Arisha Tour |
![]() |
---|
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Dorong Industri Jasa Keuangan Gerakkan Ekonomi Desa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.